Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daripada Meragukan Lebih Baik Dukung KPK

Kompas.com - 26/08/2011, 15:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung mengajak semua pihak mendorong kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke depan daripada meragukannya. Menurut Pramono, keberadaan KPK masih diperlukan sebagai lembaga extraordinary dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Saya termasuk yang mendorong KPK. Karena yang namanya korupsi kita ini sudah imun. Jadi, diperlukan lembaga yang extraordinary, salah satunya adalah KPK. Kan terbukti, mau Lebaran aja KPK masih nangkap orang, dan itu menunjukkan mereka sungguh-sungguh," ungkapnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (26/8/2011).

Pramono mendorong agar KPK tak hanya berhenti menuntaskan kasus ini pada aktor-aktor yang kecil saja. Pasalnya, lanjut politisi PDI-P ini, gejala proses hukum tak mengarah pada penuntasan kasus hingga akhir yang memuaskan publik.

"Padahal, dengan angka yang cukup besar, katakanlah proyeknya hampir Rp 500 miliar, kemudian, yang tertangkap tangan Rp 1,5 miliar, dari jumlah yang saya yakin, hitungannya gampang aja, kalau proyeknya Rp 500 miliar, minimal (fee-nya) itu 5 persen lho," tambahnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, KPK harus terus menelusuri pihak-pihak yang menerima uang pelicin 5 persen.

Seperti diberitakan, KPK, Kamis (25/8/2011), menangkap dua pejabat Kemnakertrans, yaitu Kepala Bagian Perencanaan dan Evaluasi Dadong Irbarelawan serta Sekretaris Dirjen di Direktorat Jenderal (Ditjen) Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (P2KT) Kemnakertrans I Nyoman Suisanaya. Selain dua orang pejabat tersebut, KPK juga menangkap satu pengusaha bernama Dharnawati yang diduga sebagai pemberi suap.

KPK menyita Rp 1,5 miliar yang diduga sebagai uang suap. Diduga, uang itu merupakan fee karena perusahaan yang diwakili Dharnawati akan menjadi pelaksana proyek pembangunan infrastruktur di Kemnakertrans. Nilai proyek tersebut Rp 500 miliar. Merujuk Pramono, besaran uang pelicin diperkirakan Rp 25 miliar.

Di bagian lain, Pramono meminta Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dan para dirjen harus terbuka mendukung kinerja KPK. "Jadi, jangan kemudian seperti kasus Sesmenpora hanya berhenti pada pemain kecil, kasihanlah. Yang nerima lebih besar enggak disentuh," tandasnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Targetkan Jadi Anggota OECD 3 Tahun Lagi

Indonesia Targetkan Jadi Anggota OECD 3 Tahun Lagi

Nasional
Soal DPA, Jusuf Kalla: Kan Ada Watimpres, Masak Ada Dua?

Soal DPA, Jusuf Kalla: Kan Ada Watimpres, Masak Ada Dua?

Nasional
LHKPN Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rp 6,39 M, tapi Beri Utang Rp 7 M, KPK: Enggak Masuk Akal

LHKPN Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rp 6,39 M, tapi Beri Utang Rp 7 M, KPK: Enggak Masuk Akal

Nasional
PDI-P Setuju Revisi UU Kementerian Negara dengan Lima Catatan

PDI-P Setuju Revisi UU Kementerian Negara dengan Lima Catatan

Nasional
Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa 8 Persen, Airlangga: Kalau Mau Jadi Negara Maju Harus di Atas Itu

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa 8 Persen, Airlangga: Kalau Mau Jadi Negara Maju Harus di Atas Itu

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, JK: Negara Harus Petahankan Kebijakan Pangan dan Energi

Jadi Saksi Karen Agustiawan, JK: Negara Harus Petahankan Kebijakan Pangan dan Energi

Nasional
Prabowo Diminta Kurangi Pernyataan Kontroversi Jelang Pilkada Serentak

Prabowo Diminta Kurangi Pernyataan Kontroversi Jelang Pilkada Serentak

Nasional
Prabowo Terbang ke Sumbar dari Qatar, Cek Korban Banjir dan Beri Bantuan

Prabowo Terbang ke Sumbar dari Qatar, Cek Korban Banjir dan Beri Bantuan

Nasional
Soal Pernyataan 'Jangan Mengganggu', Prabowo Disarankan Menjaga Lisan

Soal Pernyataan "Jangan Mengganggu", Prabowo Disarankan Menjaga Lisan

Nasional
BNPB Harap Warga di Zona Merah Banjir Lahar Gunung Marapi Mau Direlokasi

BNPB Harap Warga di Zona Merah Banjir Lahar Gunung Marapi Mau Direlokasi

Nasional
Revisi UU Kementerian Negara Disetujui Jadi Usul Inisiatif DPR

Revisi UU Kementerian Negara Disetujui Jadi Usul Inisiatif DPR

Nasional
Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, Pakar: Sistem Kita Demokrasi

Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, Pakar: Sistem Kita Demokrasi

Nasional
Sistem Pemilu Harus Didesain Ulang, Disarankan 2 Model, Serentak Nasional dan Daerah

Sistem Pemilu Harus Didesain Ulang, Disarankan 2 Model, Serentak Nasional dan Daerah

Nasional
Brigjen (Purn) Achmadi Terpilih Jadi Ketua LPSK Periode 2024-2029

Brigjen (Purn) Achmadi Terpilih Jadi Ketua LPSK Periode 2024-2029

Nasional
JK Bingung Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi

JK Bingung Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com