JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi M Jasin menjalani pemeriksaan Komite Etik, Rabu (24/8/2011). Kepada Komite Etik, Jasin mengungkapkan bahwa dia tidak pernah mengenal Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum ataupun Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang menjadi tersangka kasus wisma atlet. Hal itu disampaikan Ketua Komite Etik Abdullah Hehamahua dalam jumpa pers di gedung KPK Jakarta, Rabu.
"Pak Jasin jelas, seumur hidup belum pernah ketemu Anas, Pak Jasin tidak pernah kenal dan tidak pernah ketemu Nazaruddin," ujar Abdullah. Selain itu, menurut Abdullah, Jasin juga membantah tudingan Nazaruddin yang menyebut dia merekayasa kasus wisma atlet SEA Games bersama Anas dan Chandra. "Pak Jasin juga membantah rekayasa karena semua di KPK itu, kata Pak Jasin, sistemnya kolegial melalui gelar perkara, penyidik, penyelidik, penuntut, deputi, direktur, dan pimpinan," tutur Abdullah.
Sebelumnya, kepada media, Jasin pernah mengungkapkan hal serupa menanggapi tudingan Nazaruddin terhadapnya. Seperti diketahui, saat buron, Nazaruddin menuding Jasin merekayasa kasusnya bekerja sama dengan Anas. Dia menyebut Jasin dan Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah sebagai teman dekat Anas.
Menindaklanjuti tudingan-tudingan Nazar itu, KPK membentuk Komite Etik yang bertugas membuktikan dugaan pelanggaran kode etik pimpinan KPK yang mungkin dilakukan Jasin dan Chandra. Hingga kini, Komite Etik telah memeriksa sejumlah pihak eksternal KPK ataupun internal KPK.
Pihak eskternal yang diperiksa antara lain Nazaruddin sendiri, Ketua Komisi III DPR Benny K Harman, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustofa, serta sejumlah anggota staf Nazaruddin. Sementara internal KPK yang dimintai keterangan antara lain mantan Deputi Penindakan KPK, Ade Rahadrja; Juru Bicara KPK Johan Budi; serta penyidik KPK, Rony Samtana, Arif, dan Novel, dan Jasin.
Pemeriksaan terhadap pihak lainnya, termasuk Chandra, akan dilanjutkan setelah 6 September. "Substansi yang lain akan diperiksa habis Lebaran, dan pimpinan yang belum," ujar Abdullah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.