JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games, Muhammad Nazaruddin tidak tampak tertekan saat dimintai keterangan Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (22/8/2011) kemarin. Hal tersebut disampaikan Ketua Komite Etik Abdullah Hehamahua dalam jumpa pers di gedung KPK Jakarta, Selasa (23/8/2011).
"Kalau dia terlihat tertekan, dia tidak shalat, dia stres. Tapi dia shalat," kata Abdullah. Nazaruddin, lanjutnya, tampak santai saat berbincang dengan Komite Etik. Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu juga sempat berbuka puasa bersama Komite Etik saat jeda pemeriksaan. "Buka puasa dengan lahap, habis shalat, makan dulu, kita lanjut ngobrol, ketawa segala macam," tuturnya.
Namun demikian, menurut Abdullah, Nazar enggan menjawab pertanyaan inti Komite soal tudingan-tudingannya terhadap pimpinan dan pejabat KPK yang disampaikannya saat buron. Selama tiga jam pemeriksaan, Nazaruddin yang didampingi kuasa hukumnya itu malah bercerita soal visi dan misi hidupnya, soal kekacauan negara, problem ekonomi negara, hingga berantakannya sistem pengadaan barang dan jasa di pemerintahan.
Nazaruddin hanya mau bicara soal tudingannya jika dipindahkan ke luar Rumah Tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Namun, kata Abdullah, Nazaruddin tidak menjelaskan kepada Komite alasannya ingin dipindahkan.
"Saya tanya alasan Anda pindah Mako apa? Dia cuma bilang 'Pak Bibit kan polisi, tahu lah'," ungkap Abdullah. Seperti diberitakan sebelumnya, selama berada di Rutan Mako Brimob, Nazaruddin melalui kuasa hukumnya menunjukkan seolah-olah mendapatkan tekanan dengan minta dipindahkan dari Rutan Mako Brimob.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.