Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazar Bungkam, Demokrat Bantah Negosiasi

Kompas.com - 18/08/2011, 12:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Syariefuddin Hasan membantah bahwa partainya telah melakukan negosiasi dengan tersangka kasus dugaan suap proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011, M Nazaruddin. Setelah kembali ke Indonesia, Nazaruddin, yang juga mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, tak pernah lagi mengungkapkan tudingan keterlibatan elite partai pemenang Pemilu 2009 dalam kasus yang menderanya.

"Ah, nego apa? Tidak ada itu. Kita komit tidak ada negosiasi," kata Syarief kepada para wartawan ketika mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri Hari Konstitusi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (18/8/2011).

Terkait perubahan sikap Nazar, Syarief menduga bahwa hal itu berkaitan dengan kondisi psikologisnya yang tertekan. Siapa pun yang berada dalam kondisi tertekan, sambung Syarief, memiliki peluang untuk mengalami perubahan sikap.

Sebelumnya, Ketua Setara Institute Hendardi menduga, sikap Nazar yang memilih bungkam dinilai merupakan barter. Nazaruddin diduga bungkam asalkan istrinya, Neneng Sri Wahyuni, selamat dan dilindungi dari jeratan hukum.

"Tapi pilihan bungkam adalah kecelakaan serius dan pengabaian berbagai indikasi mafia anggaran untuk penanganan korupsi politik di negeri ini," kata Hendardi.

Hendardi menilai, ada situasi yang menggiring Nazaruddin ke dalam kondisi ketakutan ekstrem pasca-dibawa dari Bogota ke Jakarta. Dengan demikian, dia meyakini kebenaran terkait kasus wisma atlet SEA Games tidak akan terungkap.

"Jika semua indikasi ini benar, maka KPK semakin kehilangan kredibilitas. Alih-alih mengungkap seluruh rangkaian kejahatan kolektif ini, KPK akan menimpakan seluruh kasus itu hanya pada Nazar. KPK dan Partai Demokrat sama-sama akan memperoleh benefit politik akibat pilihan bungkam Nazaruddin," kata Hendardi.

Seusai bertemu Nazaruddin di Rumah Tahanan Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada Rabu siang kemarin, pengacara OC Kaligis menyatakan bahwa Nazaruddin tidak akan berbicara lagi soal partai ataupun soal pejabat KPK seperti yang disampaikannya selama buron. Padahal, selama pelarian sebelum tertangkap di Cartagena, Kolombia, Nazaruddin menyebut sejumlah nama elite politik yang terlibat dalam kasus korupsi sejumlah proyek berbiaya negara.

Ketika hendak diperiksa KPK pada Kamis ini, Nazaruddin meminta agar anak dan istrinya tidak diganggu.

"Tolong jangan ganggu anak-istri saya," kata mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Anies dan Sudirman Said sama-sama ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

    Anies dan Sudirman Said sama-sama ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

    Nasional
    Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

    Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

    Nasional
    Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

    Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

    Nasional
    Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

    Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

    Nasional
    Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

    Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

    Nasional
    26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

    26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

    Nasional
    Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

    Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

    Nasional
    Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

    Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

    [POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

    Nasional
    MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

    MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

    Nasional
    Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Nasional
    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Nasional
    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Nasional
    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com