JAKARTA, KOMPAS.com — Mulai meredanya pemberitaan mengenai mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin disayangkan. Padahal, menurut Ketua Divisi Pengaduan Dewan Pers Agus Sudibyo, pers menjadi tumpuan harapan untuk mengungkap kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 dan rangkaian dugaan kasus korupsi lain.
Agus menilai pers sedang dalam posisi yang sangat kuat. Kritik terhadap pers yang dilontarkan pejabat bahkan bisa berbalik menjadi kritik bagi pejabat tersebut. Dengan kekuatan demikian, pers diharapkan sampai pada fungsi mengungkap skandal.
"Dalam kasus Nazaruddin, saya pikir jangan-jangan alternatif yang paling mungkin untuk mengungkap skandal ini, ya, pemberitaan media karena penegak hukum itu meragukan, pemerintah tak tegas. Jadi, jangan-jangan yang paling realistis adalah media," katanya dalam diskusi mingguan polemik di Jakarta, Sabtu (6/8/2011).
Menurut Agus, pemberitaan pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie mengenai wacana pembubaran KPK dan pemaafan bagi koruptor yang menjadi kontroversi telah membuat pemberitaan Nazaruddin mereda dan seolah jauh dari penyelesaian. Fungsi pers harus berubah dari sekadar jurnalisme pernyataan menjadi jurnalisme investigatif.
"Jadi, bagaimana dengan kekuatan yang besar, pers tak hanya membeberkan masalah, tapi menuntaskan masalah," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.