Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazaruddin Bantu PT DGI Menangi Tender

Kompas.com - 03/08/2011, 22:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Duta Graha Indah Dudung Purwadi mengakui bahwa perusahaannya memenangkan tender proyek pembangunan wisma atlet SEA Games, Palembang, Sumatera Selatan atas bantuan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin, dan bawahannya Mindo Rosalina Manulang. Atas perintah Nazaruddin, Rosa membantu melobi Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam dan Komite Pembangunan Wisma Atlet SEA Games di daerah.

"Mereka membantu melakukan lobi-lobi juga ke Pak Sesmen dan daerah (Komite Pembangunan)," kata Dudung saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (3/8/2011).

Dudung menjadi saksi untuk Mohamad El Idris, Manajer Pemasaran PT DGI yang menjadi terdakwa dalam kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games, Palembang.

Dudung menuturkan, kerja sama PT DGI dengan Nazaruddin dan Rosa berawal dari pertemuan Dudung dan El Idris dengan Nazaruddin di kantor Permai Grup pada Agustus 2010. Dalam pertemuan tersebut, Dudung dan El Idris menyampaikan niat mereka untuk dilibatkan dalam proyek yang tengah ditangani Nazaruddin.

Sepengetahuan Dudung, Nazaruddin adalah seorang pengusaha sekaligus anggota DPR. Di situ pula Nazaruddin memperkenalkan Rosa sebagai orang yang akan mengawal PT DGI dalam proyek tender. "Kami yakin mereka (Rosa dan Nazaruddin) punya kmampuan untuk dapat proyek itu," kata Dudung.

Pada Desember 2010, PT DGI dinyatakan sebagai pelaksana proyek wisma atlet. Kemenangan PT DGI itu bukan tanpa kompensasi. Menurut Dudung, Rosa meminta dana Rp 3,2 miliar kepada PT DGI. Permintaan itu disampaikan melalui El Idris.

"Jam 12.00 siang ada telepon dari Pak Idris, tapi yang bicara Direktur Adi Widodo, mengatakan bahwa saya diminta Saudari Rosa untuk menyiapkan dana. Mintanya, Rp 3,2 miliar," ungkap Dudung.

Menanggapi permintaan tersebut, Dudung tidak menyetujuinya. Dia mengatakan kepada El Idris bahwa perusahaan hanya mampu memberikan Rp 1 miliar. Dia juga mengaku tidak tahu jika uang yang akhirnya dikeluarkan PT DGI dalam bentuk tiga lembar cek itu akan diberikan kepada Wafid Muharam. PT DGI, lanjut Dudung, tidak memiliki kesepakatan apa pun dengan Wafid terkait pemenangan tender.

"Itu komitmen, succes fee yang diminta Bu Rosa itu bukan kami yang commit dengan Sesmenpora tapi Ibu Rosa karena kami dan Pak Idris tidak pernah ada komitmen dengan Sesmenpora," katanya.

Direktur Keuangan PT DGI, Laurencius Teguh Khasanto mengungkapkan hal senada. Menurutnya, cek senilai Rp 3,2 miliar diterbitkannya atas permintaan El Idris yang mengaku didesak Rosa. "Dia (El Idris) kan bilang untuk kepentingan dengan Rosa, kan ada kerja sama," katanya.

Selain itu, Laurencius pernah mengeluarkan dana berupa cek senilai Rp 4,3 miliar sekitar Februari 2011 atas dasar permintaan El Idris yang juga diketahuinya untuk diberikan kepada Rosa. Dalam dakwaan jaksa penuntut umum terhadap El Idris disebutkan bahwa dana Rp 3,2 miliar diberikan El Idris bersama-sama Dudung dan Rosa kepada Wafid. Adapun Rp 4,3 miliar diberikan kepada Nazaruddin. Baik El Idris, Rosa, Wafid, dan Nazaruddin ditetapkan sebagai tersangka kasus tersebut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com