Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara: Nunun Ditangkap Hanya Gosip

Kompas.com - 31/05/2011, 14:12 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ina Rahman, kuasa Hukum Nunun Nurbaeti, terdakwa kasus dugaan suap cek perjalanan, menepis kabar yang beredar bahwa kliennya ditangkap oleh penyidik KPK di Thailand. Menurutnya, kabar tersebut hanya gosip belaka dan tak perlu dibesar-besarkan. Apalagi, keluarga Nunun pun belum menghubungi Ina terkait penangkapan itu.

"Saya juga kaget dengar ibu (Nunun) ditangkap. Saya tahunya melalui media, tapi menurut saya itu hanya gosip saja. Saya belum dengar langsung dari keluarga," ujar Ina saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/05/2011).

Ia memastikan, jika benar Nunun ditangkap pihak keluarga pasti akan langsung menghubunginya untuk mengurus segala sesuatu terkait proses hukum bagi kliennya itu. Namun, sampai saat ini Ina mengakui tak ada kabar dari keluarga, terutama suami Nunun, Adang Daradjatun.

"Keluarga adem ayem aja tuh. Kalau ditangkap, pasti saya dihubungin keluarga dan saya pasti sudah terbang ke sana (Thailand)," imbuh Ina.

Sampai saat ini, Ina juga tidak mengetahui keberadaan Nunun. Menurutnya, kliennya itu masih sakit dan masih menjalani perawatan, oleh karena itu hanya keluarga yang tahu di mana Nunun saat ini.

Sebelumnya, bereda kabar, tersangka kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004, Nunun Nurbaeti, telah ditangkap di Thailand. Penangkapan ini dilakukan oleh penyidik KPK, setelah ia ditetapkan menjadi tersangka sejak Februari lalu.

Nunun merupakan orang yang diduga memberikan dana cek pelawat senilai Rp 24 miliar untuk 26 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Komisi Keuangan dan Perbankan DPR periode 1999-2004.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com