Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ganja Tidak Lebih Buruk dari Alkohol!"

Kompas.com - 07/05/2011, 11:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekelompok orang yang tergabung dalam Lingkar Ganja Nusantara menggelar aksi Global Marijuana March 2011, Sabtu (7/5/2011) pagi, dengan melakukan long march menyuarakan legalisasi tanaman ganja di Indonesia. Mereka mengaku, aksi mereka bukan untuk mengajak masyarakat mengonsumsi ganja.

"Aksi kami bukan untuk mengajarkan masyarakat mengisap atau menikmati ganja. Kami cuma menuntut pemerintah untuk memberikan informasi atau fakta yang obyektif mengenai ganja," kata Dhira Narayana, koordinator aksi Global Marijuana March 2011 yang diselenggarakan Lingkar Ganja Nusantara di Tugu Tani, Jakarta Pusat, Sabtu (7/5/2011).

Global Marijuana March merupakan aksi tahunan yang tahun ini diikuti sekitar 60 peserta. Mereka mengitari Tugu Tani dengan membawa poster dan spanduk berbagai tulisan, seperti ganja bukan narkoba, ganja untuk masa depan Indonesia, keluarkan ganja dari golongan narkotika, legalisasi ganja, ganja lebih aman dari rokok dan miras, kami suka ganja, dan lestarikan ganja.

Dhira mengatakan, aksi tersebut telah dilakukan serentak di 255 kota di 100 negara pada Sabtu pertama bulan Mei. Aksi pertama kali digelar di Selandia Baru dan Kanada pada 1999. Di Indonesia, kata dia, aksi Global Marijuana March baru dimulai pada 2010 dengan jumlah perserta hanya 30 orang.

Menurut Dhira, pemerintah selama ini mendiskreditkan ganja dengan terus menyebut ganja tidak baik untuk kesehatan. "Padahal, tanaman ganja mengandung manfaat positif, baik untuk medis, industri, maupun rekreasi," klaim Ketua Lingkar Ganja Nusantara itu.

Berdasarkan jurnal-jurnal di luar negeri, kata Dhira, tanaman ganja memiliki 3.000 manfaat untuk dunia medis. Dia memberikan contoh bahwa manfaat ganja salah satunya untuk pengobatan kanker dan mengurasi rasa nyeri pada penderita AIDS.

"Batang tanaman ganja itu bisa jadi serat. Salah satunya bisa dibuat ini," kata Dhira sambil menunjuk gelang warna biru di tangan kanannya.

"Daun ganja untuk sumber rekreasi, sama seperti alkohol yang dijual bebas di kafe-kafe. Menurut kami, ganja tidak lebih buruk dari alkohol," timpal Irwan Syarif, Dewan Pengawas Lingkar Ganja Nusantara.

Saat ini, jelas Dhira, pihaknya masih menunggu pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM untuk mendirikan Yayasan Penelitian Tanaman Ganja. Mereka memanfaatkan celah dalam UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang menyebutkan, narkotika golongan I seperti ganja dapat digunakan untuk penelitian. Nantinya, lanjut Dhira, yayasan akan melakukan penelitian secara mendalam untuk mengetahui apa saja manfaat tanaman ganja.

"Sampai sekarang kami sudah bicara dengan berbagai pihak, seperti Lembaga Penelitian Psikologi UI, dokter ahli, staf ahli menteri, tokoh agama, aktivis lingkungan hidup, dan aktivis HAM. Tanggapannya semua positif. Jika yayasan ini disetujui, kami ingin semua pihak terlibat dalam penelitian ini," ucap Dhira.

"Jika hasil penelitian ditemukan banyak manfaat dibanding mudaratnya, kami mendesak UU Narkotika diamandemen. Saat ini kami baru melempar wacana saja ke masyarakat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Nasional
Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com