Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rosa: Saya Diminta Wafid Temani Idris

Kompas.com - 03/05/2011, 16:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu tersangka kasus dugaan suap terkait pembangunan wisma atlet SEA Games, Mindo Rosaline Manullang, mengaku hanya diminta oleh Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam untuk mengantarkan pengusaha PT Duta Graha Indah Mohamad El Idris bertemu Wafid di kantornya. Rosa menggugurkan pernyataan mantan kuasa hukumnya, Kamaruddin Simanjuntak, yang mengatakan bahwa dirinya diminta atasannya menemani El Idris.

”Kami tidak melakukan penyuapan,” ujar Rosa saat diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta, Selasa (3/5/2011).

Rosa mengatakan, baik dia, Wafid, maupun El Idris tidak bertransaksi suap sebab cek senilai Rp 3,2 miliar yang dijadikan bukti suap itu, menurut Rosa, merupakan dana talangan untuk operasional SEA Games selama dana dari APBN belum turun.

”Saya hanya diminta Pak Wafid untuk menemani Pak Idris karena mereka butuh dana talangan untuk kementerian dalam proyek SEA Games,” tutur Rosa.

Secara terpisah, Haryo Yuniarto yang masih menjadi kuasa hukum Wafid menambahkan, pemberian dana talangan dari pihak untuk membiayai proyek di setiap kementerian biasa terjadi. ”Rata-rata (kementerian) seperti itu, periode Januari sampai Mei butuh dana talangan karena Juni baru keluar (APBN),” ungkap Haryo.

Ia melanjutkan, memang benar dana talangan dari PT Duta Graha Indah (DGI) tersebut merupakan inisiatif Wafid. Sebagai Sesmenpora, ia bertugas mengumpulkan dana talangan untuk membiayai program kementerian. ”Dalam undang-undang itu (dana talangan) diperbolehkan, masyarakat boleh turut berpartisipasi dalam membantu kegiatan olahraga,” ucapnya.

Penerimaan dana talangan dari pengusaha, seperti yang dilakukan Wafid, kata Haryo, tidak dapat dipidanakan. Langkah Wafid tersebut hanya dapat dinilai menyalahi hukum administratif.

”Bukan pidana, apalagi suap, enggak ada,” ujarnya.

Selain PT DGI, lanjut Haryo, juga terdapat pengusaha-pengusaha lain yang juga menyumbang dana talangan. ”Semua sudah disampaikan kepada KPK,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Nasional
    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Nasional
    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Nasional
    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Nasional
    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Nasional
    Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com