Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rosihan Anwar dan Musim Gugur Jurnalisme

Kompas.com - 14/04/2011, 20:11 WIB

Mereka, disebutnya one of the many. "Kalau diumpamakan dengan film Holywood, mereka ini seperti The Man With The Grey Flannelsuit."

Singkat kata, pemimpin sekarang bukan pemimpin. Di sisi lain, jurnalisme tidak merambat di ruang kosong.

Soekarno, Hatta, Syahrir, dan orang lain yang amat memberi inspirasi kepada rakyat dan mendorong pers dan wartawannya berlomba mengambil peran yang sejajar.

Dulu rumusannya jernih: kemerdekaan, pembebasan, keadilan sosial. "Maaf saja, SBY dan Jusuf Kalla tidak memberi inspirasi apa-apa," kata putra keempat Asisten Demang zaman Belanda, bernama Anwar gelar Maharadja Soetan di Kubang Nan Dua, Sumatera Barat itu. Tidak ada pemimpin sekarang yang bisa membawa masyarakat ke suatu tempat yang tinggi, ibarat Nabi Musa.

Jika peranan media massa tidak bisa mengubah keadaan, ini artinya ada gap antara elite politik dan media massa. Kalau elite politik dan pers tidak bisa bekerja sama, ini juga payah. Media massa akan terus bekerja menurut fungsinya. Membela rakyat terhadap penindasan, penjajahan, kekurangan ekonomi, dan sebagainya.

Dalam zaman globalisasi sekarang, pers harus terus mendidik masyarakat. Menunjukkan ke mana negara dan bangsa ini harus bergerak. "Dan pers juga mesti berani mengatakan, kamu ini sudah kebangetan. Ndak boleh pers diam saja."

Kalau elite politik itu tidak hirau, serahkan pada rakyat untuk memvonisnya pada Pemilu 2009. "Kita tunggu, apa vonis rakyat tahun 2009 nanti. Dan pers harus tunjukkan siapa dan apa yang mesti kita pilih nanti," kata Rosihan Anwar.

Namun, pada usia senjanya kini—10 Mei 2006 nanti dia persis berulang tahun ke-84—ia mengaku, tugas dan tujuan hidup cuma untuk menyenangkan setiap orang. "Tapi kalau saya sekarang jadi wartawan, apalagi menjadi pemimpin redaksi atau editor, saya mesti pikir bagaimana mencari strategi, bagaimana menyusun agenda supaya peranan pers tetap besar."

Menyimak naskah pidato pengukuhannya Wartawan Engkau Pahlawan Dalam Hatiku, kita menemukan sosok Rosihan Anwar tetaplah sebagai Rosihan sebagai jurnalis pers perjuangan. "Sekarang coba Anda lihat peringatan Soekarno waktu itu, kita tidak rela menjadikan Indonesia a nation of coolies, and a coolie among the nations."

Tapi ia juga tahu, wartawan bukanlah politisi. Ia harus tahu politik, tetapi ia tidak bermain politik praktis.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

    Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

    Nasional
    Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

    Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

    Nasional
    Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

    Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

    Nasional
    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    Nasional
    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

    Nasional
    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Nasional
    Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Nasional
    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Nasional
    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    Nasional
    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com