Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Curigai 29 Pegawai Pajak

Kompas.com - 13/04/2011, 16:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian mencurigai 29 pegawai Direktorat Jenderal Pajak terlibat dalam mafia pajak saat menangani keberatan dan banding 19 perusahaan bersama Gayus Halomoan Tambunan. Kecurigaan ini berdasarkan hasil penyelidikan terhadap dokumen pajak perusahaan yang diberikan Kementerian Keuangan.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengatakan, pihaknya tengah meminta laporan hasil analisis (LHA) milik 29 pegawai pajak ke Pusat Pelaporan Analisa dan Transaksi Keuangan (PPATK). LHA akan digunakan untuk bahan penyelidikan.

"Penyidik meminta LHA 29 petugas pajak yang menangani permohonan banding 19 wajib pajak yang diduga merugikan keuangan negara. Belum dikasih LHA-nya," kata Anton di Mabes Polri, Rabu (13/4/2011).

Anton mengatakan, penyidik telah memeriksa 107 pegawai pajak yang menangani 81 perkara keberatan dan banding 19 perusahaan. Dari 107 pegawai pajak itu, kata dia, hanya 29 pegawai yang dicurigai melakukan tindak pidana. Anton tak menyebut siapa saja 29 pegawai itu.

Anton menjelaskan, penyelidikan dugaan keterlibatan pegawai pajak dan perusahaan dalam mafia pajak dilakukan pihaknya bersama KPK (mengirimkan sembilan anggota), Kementerian Keuangan, ahli perpajakan dari Universitas Indonesia, Badan Pemeriksaan Keuangan dan Pembangunan (mengirimkan 10 anggota), serta PPATK. Hingga saat ini belum ada tersangka lain.

Seperti diberikan, Gayus diduga menerima suap dari berbagai perusahaan saat menangani keberatan dan banding di Direktorat Jenderal Pajak. Total harta yang diduga diterima Gayus sekitar Rp 100 miliar. Harta itu tersimpan di 20-an rekening dan safety box.

Hingga saat ini penyidik baru menjerat Roberto Santonius, konsultan pajak yang diduga menyuap Gayus sebesar Rp 925 juta. Belum jelas dari mana harta Rp 99 miliar milik Gayus. Sebelumnya, tiga pegawai pajak, yakni Bambang Heru Ismiarso, Maruli Pandapotan Manurung, dan Humala Napitupulu, telah dijerat terkait penanganan keberatan pajak PT Surya Alam Tunggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

    Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

    Nasional
    Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

    Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

    Nasional
    Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

    Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

    Nasional
    Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

    Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

    Nasional
    Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

    Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

    Nasional
    Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

    Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

    Nasional
    Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

    Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

    Nasional
    Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

    Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

    Nasional
    Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

    Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

    Nasional
    Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

    Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

    Nasional
    Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

    Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

    Nasional
    Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

    Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

    Nasional
    UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

    UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

    Nasional
    Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

    Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com