Sementara itu, Direktur Eksekutif WWF Indonesia Efransjah mengatakan, Earth Hour tak sekadar mematikan lampu dan listrik. Ia mendorong inisiatif sumber energi terbarukan di Indonesia. WWF Indonesia mengajak warga Desa Harowi di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, memanfaatkan Sungai Nyohoi sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Daya listrik diharapkan mencapai 15 kilowatt atau cukup bagi kebutuhan 60 keluarga.
Sebagai gerakan sukarela, Earth Hour terus berkembang. Kian banyak keterlibatan pemerintah daerah dan tokoh publik.
Sesuai hitungan WWF 2009, penghematan energi 300 MW setara dengan mengistirahatkan satu pembangkit listrik tenaga diesel. Itu menghemat pengeluaran lebih dari Rp 200 juta.
Energi 300 MW juga dapat menerangi 900 desa. Dari sisi emisi, hal itu mengurangi emisi 284 ton karbon dioksida (CO2).
Sebagai sebuah gerakan, program Earth Hour dimulai tahun 2007 di Sydney, Australia. Tahun 2010, program itu tercatat sebagai gerakan sukarela terbesar di dunia yang melibatkan individu, perkantoran, pemerintah, pebisnis, dan komunitas dunia di 128 negara. (ICH/GSA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.