Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Dipo dan Media Group Bertemu

Kompas.com - 02/03/2011, 09:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, Rabu (2/3/2011), Dewan Pers akan mempertemukan Sekretaris Kabinet Dipo Alam dan jajaran Media Group. Pertemuan itu merupakan langkah mediasi atas perseteruan antara Dipo Alam dan sejumlah media.

"Nanti, sekitar jam 11, Dipo Alam bersama pihak Media Group akan datang ke Dewan Pers untuk membicarakan mengenai masalah mereka," ungkap Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Dewan Pers, Agus Sudibyo, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (2/3/2011) pagi. 

Agus berharap, pertemuan ini dapat menemukan solusi bersama mengatasi perseteruan kedua belah pihak. "Ya, nanti semuanya akan dibicarakan dalam mediasi itu untuk menemukan solusi bersama antara Dipo Alam dan Media Group. Agar semua dapat cepat terselesaikan," kata dia.

Pertemuan itu merupakan tindak lanjut dari pengaduan Dipo kepada Dewan Pers. Sebelumnya, Dipo menyerukan boikot oleh instansi pemerintahan terhadap sejumlah media massa. Dipo beralasan, langkahnya untuk melindungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari ancaman pemakzulan. Pemberitaan beberapa media cenderung menjelek-jelekkan pemerintah sehingga berdampak besar bagi keberlangsungan negara.

Dipo selanjutnya mengadu ke Dewan Pers. Sebelum itu Media Group melaporkan Dipo ke polisi setelah pengajuan somasi 3 x 24 jam tidak ditanggapi. ”Soal polisi nanti dulu. Ini pertemuan saja belum berlangsung. Belum bisa bicara apa-apa dulu,” ujar Bagir.

Ketua Dewan Pers Bagir Manan di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Selasa (1/3/2011), mengapresiasi pihak-pihak yang menempuh mekanisme sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dalam penyelesaian masalah terkait pers. Salah satu mekanisme itu mengadu ke Dewan Pers. ”Tahun lalu 154 pengaduan masuk ke Dewan Pers,” ujarnya.

Jumlah pengaduan yang bertambah itu menunjukkan, masyarakat semakin sadar soal pers. Di sisi lain hal itu menunjukkan perlunya peningkatan kemampuan wartawan. Peningkatan tersebut dibutuhkan agar wartawan mampu menghasilkan produk jurnalistik yang kecil peluangnya dipersoalkan. ”Peningkatan itu tanggung jawab setiap perusahaan pers,” katanya.

Ujian hubungan

Dosen Komunikasi Politik Universitas Hasanuddin, Hasrullah, di Makassar, Sulawesi Selatan, menyatakan, perseteruan antara Sekretaris Kabinet Dipo Alam dan Media Group menjadi ujian bagi hubungan pemerintah dan pers dalam sistem demokrasi. Keduanya harus membuka ruang kompromi dan tidak bersikap reaksioner untuk menyelesaikan pertikaian ini.

Hasrullah menilai perseteruan ini akan terus mewarnai hubungan antara pemerintah dan pers. Kritik dari media massa sebagai cermin demokrasi dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pihak penguasa. Sebagai pilar keempat demokrasi, sudah selayaknya media massa ikut mengawasi kinerja pemerintahan.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

    KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com