Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Jaksa Bahasyim Dijatuhi Sanksi

Kompas.com - 18/02/2011, 18:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kejaksaan Agung telah memutuskan sanksi terhadap lima jaksa yang menangani perkara korupsi pajak dan pencucian uang atas nama terdakwa Bahasyim Assifie. Jaksa Agung Muda Pengawasan Marwan Effendi mengatakan, sebanyak tiga dari lima jaksa tersebut mendapat sanksi lebih berat. Namun, Marwan enggan menjelaskan lebih lanjut mengenai sanksi terhadap kelima jaksa itu.

"Nantilah, nanti, tidak etis kalau saya sampaikan sekarang karena mereka saja belum diberi tahu. Nanti saja kalau sudah disampaikan kepada mereka," kata Marwan di Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (18/2/2011).

Marwan mengatakan, sanksi bagi tiga jaksa lebih berat dari dua jaksa lainnya karena mereka jauh terlibat dalam penundaan sidang tuntutan Bahasyim selama tiga kali dengan alasan jaksa belum siap. "Dua jaksa ini tidak terlalu kelibatannya sehingga sanksinya tidak terlalu berat. Tapi yang tiga orang itu, salah satunya perempuan, lebih berat," ucap Marwan.

Sanksi terhadap kelima jaksa tersebut, menurut Marwan, disetujui Jaksa Agung Basrief Arief. Seperti diberitakan, hasil pemeriksaan tim dari Jaksa Agung Muda Pengawasan menemukan bukti yang menunjukkan bahwa kelima jaksa dalam perkara Bahasyim tidak profesional. Jaksa penuntut umum tidak menyiapkan surat tuntutan sejak awal sehingga sidang pembacaan tuntutan diundur tiga kali.

Kelima jaksa tersebut adalah Asisten Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Yosep Nur Eddy dan empat jaksa penuntut umum Bahasyim, yakni Fachrizal, Sutikno, Fery Mufahir, serta Henny Harjaningsih.

Terkait dengan dugaan tindak pidana suap yang dituduhkan kepada oknum jaksa penuntut umum Bahasyim, Marwan mengatakan bahwa pihaknya tidak menemukan bukti kuat. "Jadi informasi yang masuk ke saya, ada transaksi ini dan ada pertemuan ini. Itu ternyata belum bisa dibuktikan. Itu, kan, informasinya kami tahu dari wartawan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com