JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif The Wahid Institute Yenny Wahid mengecam pernyataan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang berharap agar Jemaah Ahmadiyah di Banten insyaf. Pernyataan politisi Partai Golkar ini dinilai putri almarhum Abdurrahman Wahid sebagai hal yang dapat memprovokasi masyarakat.
"Ini pernyataan yang tak bertanggung jawab. Ini seperti fatwa MUI yang memberikan legitimasi bagi kelompok tertentu untuk melakukan tindak kekerasan," kata Yenny kepada Kompas.com di The Wahid Institute, Jakarta, Selasa (8/2/2011).
"Saya baru tahu Gubernur Banten mempunyai mandat dari Tuhan untuk meluruskan manusia. Saya pikir menjadi gubernur hanya mendapat mandat dari masyarakat saja," sindir Yenny.
Seperti diwartakan, Ratu Atut, kepada para wartawan usai mengikuti rapat terbatas di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Senin (7/2/2011), mengatakan bahwa dirinya berharap sekitar 1.120 Jemaah Ahmadiyah yang tersebar di enam kecamatan di Banten dapat segera bertobat.
"Saat ini sudah ada 24 jemaah yang insyaf, dan kembali mengikuti ajaran Islam yang benar. Saya berharap yang lain juga bisa. Kami lakukan pembinaan sampai mereka betul-betul insaf," ujar Ratu Atut.
Ratu Atut juga mengatakan, Pemda Banten bersama dengan MUI dan Kementerian Agama RI terus melakukan pembinaan terhadap Jemaah Ahmadiyah. Tak kurang dari 3.014 penyuluh agama diterjunkan.
Rohaniwan Romo Harry dari International Conference on Religion and Peace (ICRP) mengatakan, pemerintah sebaiknya berhenti mengurusi keimanan warga negaranya.
"Pemerintah kita selama ini sibuk mengurusi keimanan warganya dan mengurusi surga orang lain, tapi tak mampu membuat warganya yang hidup di dunia ini menjadi lebih baik. Padahal, tugas negara adalah memastikan warga negaranya memperoleh hidup aman, damai, dan sejahtera," katanya.
Sementara itu, Pendeta Albertus Patty dari Gereja Kristen Indonesia Jawa Barat, meminta agar tak ada lagi pejabat yang memberikan pernyataan yang semakin menyudutkan dan menyalahkan korban.
"Faktanya, ada tindak kekerasan yang menimpa Jemaah Ahmadiyah," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.