JAKARTA, KOMPAS.com - Persoalan penduduk di Indonesia harus menjadi perhatian bersama, pemerintah maupun penduduk Indonesia. Semua pihak harus mulai mewaspadai ledakan jumlah penduduk. Pengamat perkotaan dan kependudukan dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan ancaman ledakan penduduk tergantung pada daya tampung suatu wilayah. Pada faktanya, Indonesia, terutama ibukotanya, sudah overload.
"Jakarta pada 2010 jumlah penduduknya 9,6 juta orang. Diproyeksikan 20 tahun mendatang 12,5 juta. Bertambah sekitar 140 ribu orang per tahun. Bayangkan, 2010 saja sudah sesak seperti ini, gimana kalau bertambah setiap tahunnya," kata Yayat dalam diskusi mingguan Polemik bertajuk 'Waspadai Ledakan Penduduk' di Warung Daun Cikini, Sabtu (29/1/2011).
Yayat mengatakan ledakan penduduk perlu diwaspadai karena akan berdampak pada tingkat kualitas hidup penduduk. Sekarang saja, lanjutnya, padatnya penduduk berkorelasi positif terhadap konflik horizontal serta berkorelasi negatif dengan ketersediaan air bersih dan lapangan kerja.
"Memang jumlah penduduk yang banyak bisa menjadi potensi. Tapi potensi tergantung pada kualitas penduduk. Susah karena tergantung pada angka kemiskinan," tambahnya.
Untuk itu, Yayat menyarankan agar pemerintah memperhatikan jaminan hari tua bagi penduduk. Pasalnya, bagi masyarakat Indonesia, prinsip banyak anak banyak rezeki masih berlaku. "Kenapa di Indonesia banyak anak? Enggak ada jaminan hari tua bagi seseorang di masa depan. Kalau di luar negeri, jaminan hari tua jelas, jadi dia tidak terlalu khawatir dan bergantung pada anak," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.