Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Politik Uang = Lonceng Kematian

Kompas.com - 10/01/2011, 11:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, jika tidak dihentikan, fenomena politik uang di Indonesia bisa menjadi lonceng kematian bagi demokrasi.

Hal itu disampaikan Presiden Yudhoyono saat memberikan arahan di pembukaan Rapat Kerja Pemerintah Tahun 2011 di Jakarta Convention Centre, Senayan, Jakarta, Senin (10/1/2011) pagi tadi.

"Fenomena politik uang (money politics), nampak berkembang. Ini lonceng kematian bagi demokrasi. Jika dibiarkan akan menciderai dan merusak demokrasi yang bermartabat yang sama-sama ingin kita tegakkan. Ini menyedihkan," ujar Presiden.

Menurut Presiden, fenomena politik uang merupakan salah satu dari 10 berita buruk yang ada di awal tahun ini. Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengakui masih adanya berita buruk lain, yakni masih adanya penyimpangan dan korupsi yang masih saja terjadi.

"Harus diakui, baik di pusat maupun daerah, termasuk korupsi dan kolusi di sektor perpajakan. Ingat jika tidak benar dalam perpajakan, penerimaan negara kita akan berkurang. Jika penerimaan negara berkurang dan belanja menjadi besar, akibatnya mendorong kita berutang. Padahal, kita ingin mendorong untuk mengurangi utang. Utang juga akan menambah defisit anggaran kita," tambah Presiden.

Oleh sebab itu, Presiden meminta agar dipastikan penerimaan negara dapat penuh, termasuk penerimaan pajak.

Di luar dua hal yang termasuk berita buruk, masih ada berita buruk lainnya, yaitu Inflasi atau kenaiakan harga pangan dan energi, APBN yang masih mengalami tekanan seperti subsidi yang besar dan penyerapan anggaran, kurangnya infrastruktur, termasuk listrik, hambatan investasi, praktek pertambangan dan kehutanan yang merusak lingkungan, pelayanan masyarakat belum berjalan baik, perlindungan kepada TKI, dan belum siaganyamenghadapi bencana.

"Berita buruk ini saya sampaikan untuk menyadarkan dan mengingatkan kita untuk berbuat baik lagi," harap Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com