Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Devina Perlu Didalami

Kompas.com - 04/01/2011, 13:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Polri bisa mendapatkan petunjuk lebih jauh mengenai dugaan kepergian Gayus ke Singapura pada 30 September 2010, seperti kesaksian Devina, salah seorang pembaca Harian Kompas. Keterangan Devina bisa didalami oleh pihak kepolisian untuk mendapatkan kejelasan mengenai benar atau tidaknya mantan pegawai Ditjen Pajak itu sempat "pelesir" ke Singapura.

Anggota Komisi III, Bambang Soesatyo, mengatakan, polisi bisa memanggil dan memeriksa Devina. "Ini tantangan bagi Polri, Surat Pembaca atau keterangan Devina bisa ditindaklanjuti, panggil Devina. Tanya apa bukti atau keterangan lebih jauh dari apa yang dia sampaikan di Surat Pembaca Kompas," ujar Bambang, Selasa (4/1/2011), kepada Kompas.com.

Jika tidak dikonfirmasi, kesaksian tersebut dinilai hanya menjadi praduga. Dengan mendalami keterangan Devina, pihak kepolisian bisa mengorek banyak informasi secara lebih detail. "Selain dia, siapa saja yang kemungkinan melihat orang yang mirip Gayus itu. Nanti kan bisa ditanya duduknya di kursi nomor berapa untuk dilacak siapa yang duduk di sebelahnya dan banyak yang bisa digali lagi," kata politisi Partai Golkar ini.

Namun, pemeriksaan kepada Devina lebih untuk mengungkap kesaksiannya, bukan untuk menekan atau melakukan intimidasi. Selain itu, menurut Bambang, jika benar Gayus ke Singapura maka hal itu terjadi dengan melibatkan banyak pihak.

"Katanya kan paspor sudah ditahan. Kalau pergi, pakai paspor atas nama siapa. Tapi, sulit juga kalau tidak ada bukti masuk ke sana," ujarnya. Namun, bagi Bambang, jika benar Gayus ke Singapura, bukanlah hal yang mengejutkan.

Menurutnya, meski berada di tahanan, Gayus membutuhkan banyak uang. Kepergiannya ke Singapura, diduganya, bisa saja untuk mencairkan uang yang ditabungnya di negara tersebut. "Orang-orang seperti Gayus itu banyak yang menaruh uangnya di Singapura. Jadi untuk mencairkan, mentransfer, harus datang sendiri. Sejak awal dia jadi sapi perahan. Bagaimanapun juga butuh dana besar sebagai tahanan dan terdakwa," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com