Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kami Masih Mengungsi, Bapak Presiden...

Kompas.com - 03/12/2010, 07:22 WIB

Ketua RW 07 Gowongan, Jetis, Yogyakarta, Eko Agus, menuturkan, lebih dari 30 rumah warganya tergenang banjir lahar dingin. Lebih dari 150 warganya mengungsi ke balai warga dan rumah tetangga. Data sementara menyebutkan jumlah pengungsi mencapai 3.498 orang, tersebar di lima kecamatan: Jetis, Tegalrejo, Danurejan, Pakualaman, dan Gondomanan.

Tidak mengerti sejarah

Dengan beban psikologis dan ekonomi yang sensitif seperti itu, pernyataan Presiden menjadi pembahasan yang panas bagi puluhan warga RW 07 Kelurahan Gowongan yang berlepotan lumpur. ”Pernyataan Presiden tentang monarki itu menyakitkan,” kata Mujijono, warga RT 29.

Eko Agus juga mengaku sakit hati mendengar pernyataan Presiden. Bagi dia, pernyataan semacam itu menunjukkan bahwa pemerintah pusat tidak mengerti sejarah DIY.

Asosiasi Pemerintahan Desa Indonesia DIY juga menilai ucapan Presiden bertabrakan dengan konstitusi karena keistimewaan DIY secara sah diatur dalam UUD 1945.

Oleh karena itu, Mulyadi, Ketua Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa Se-DIY Ismaya, mengemukakan, pernyataan Presiden soal monarki justru menyatukan warga DIY untuk mempertahankan keistimewaan meskipun sedang ditimpa bencana.

Ketua Paguyuban Becak Pariwisata Yogyakarta Paiman menuturkan, daripada pemerintah pusat harus menganggarkan miliaran rupiah untuk pemilihan gubernur DIY, lebih baik dana itu dipakai untuk memperbaiki nasib para tukang becak.

Bupati Sleman Sri Purnomo hanya berkomentar, sebaiknya pemerintah pusat memusatkan konsentrasi untuk menangani bencana Merapi sehingga masyarakat Yogyakarta terbantu.

Soal keistimewaan DIY, Presiden hasil didikan tentara yang pernah bertugas di DIY saat menjadi Komandan Korem 072/Pamungkas Yogyakarta, Kodam IV/Diponegoro, itu pasti memahaminya. Apalagi, konstitusi selalu ada di sakunya.

Karena peran istimewa DIY, 28 Desember 1949, Presiden Soekarno berterima kasih secara khusus. Ucapan terima kasih itu disimpan di Gedhong Kaca (Museum Hamengku Buwono IX) dalam Kompleks Keraton Yogyakarta. Isinya: ”Djogjakarta menjadi termasjhur oleh karena djiwa kemerdekaannya. Hidupkanlah terus djiwa kemerdekaan itu.”

Kini jiwa merdeka itu mendapat tantangan saat seluruh warga menaruh perhatian kepada sejumlah warga yang hidup di pengungsian.

Gerakan warga dengan jiwa merdeka yang menyala mulai bergerak bersama mempertahankan keistimewaannya. (INU/ARA/ENY/RWN/PRA/IRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Nasional
Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Nasional
Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Nasional
Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Nasional
Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Nasional
KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

Nasional
Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Nasional
Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Mensos Risma: Belum Semua Warga di Zona Merah Gunung Marapi Bersedia Direlokasi

Nasional
Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju pada Pilkada, Ini Alasannya

Nasional
Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Nasional
Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Nasional
Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Nasional
Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com