Wapres Melayat Des Alwi

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Boediono, Jumat (12/11/2010) siang, seusai shalat Jumat, melayat pelaku sejarah perjuangan RI, Des Alwi, yang meninggal pada Jumat subuh akibat penyakit jantung. Jenazah disemayamkan di rumahnya di Jalan Taman Biduri Blok N1/7, Permata Hijau, Jakarta Selatan.

Tokoh asal Pulau Banda, Provinsi Maluku, yang berusia 83 tahun itu sebelumnya mengeluh sesak napas dan nyeri dada. Belum lama ini, Des Alwi menjalani operasi jantung dan operasi batu ginjal beberapa tahun sebelumnya. Des Alwi yang sebelum meninggal dijuluki sebagai "Raja Banda" belakangan ini mengabdikan hidupnya untuk mengumpulkan film dokumenter tentang sejarah perjuangan kemerdekaan RI.

Des Alwi lahir di Banda Naira, 17 November 1927. Di Jakarta, ia terkenal sebagai pelobi tingkat tinggi dan simbol masyarakat Banda. Sebagian orang menilai, kepiawaian Des Alwi dalam hal melobi hingga mendapat julukan pelobi tingkat tinggi dari petinggi nasional hingga internasional itu salah satunya adalah hasil dari kebiasaannya bergaul dengan tokoh-tokoh tahanan politik yang dibuang ke Banda.
    
Des banyak belajar dari dr Tjipto Mangunkusumo yang disebutnya sebagai Oom Tjip, Dr Muhammad Hatta yang dipanggilnya sebagai Oom Kaca Mata, Sjahrir sebagai Oom Rir, Mr Iwa Kusumah Sumantri dan beberapa anggota Sjarikat Islam Indonesia lainnya.