Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Soeharto, Ada 9 Tokoh Lainnya

Kompas.com - 17/10/2010, 10:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Kabinet Dipo Alam menegaskan, tidak benar jika cuma mantan Presiden RI, almarhum H Muhammad Soeharto, yang akan diusulkan oleh pemerintah menjadi Pahlawan Nasional. Selain HM Soeharto, ada sembilan orang lagi yang akan diusulkan oleh Kementerian Sosial kepada Dewan Jasa dan Kehormatan untuk diproses lebih dulu dan baru ditetapkan oleh Presiden. Kebetulan Sekretaris Dewan Jasa dan Kehormatan adalah Sekretaris Militer Presiden.

Demikian disampaikan Dipo Alam kepada Kompas, Minggu (17/10) pagi ini di Jakarta. "Jadi, tidak benar jika yang mau diangkat jadi Pahlawan Nasional itu cuma Pak Harto. Ada sembilan orang lagi yang diusulkan Kementerian Sosial kepada Dewan Jasa dan Kehormatan," tandas Dipo, yang mantan aktivis mahasiswa tahun 70-an itu.

Menurut Dipo, dari sembilan orang itu, selain Soeharto ada ulama besar Abdurrahman Wahid yang dikenal dengan Gus Dur, mantan Gubernur DKI Ali Sadikin, J Leimena dan lainnya. "Yang diusulkan masyarakat kepada Kementerian Sosial ada 18 orang, akan tetapi yang dipilih 10 orang. Ya, di antaranya Pak Harto, Bang Ali, Gus Dur dan Leimena itu," kata Dipo lagi.

"Mari berpikir positif. Jadi, pemerintah akan memprosesnya berdasarkan usulan masyarakat dengan pertimbangan jasa-jasa yang telah diberikannya selama hidup, seperti Gus Dur yang tokoh agama, Pak Harto mantan Presiden, tokoh daerah Leimena, mantan Gubernur DKI Bang Ali dan lainnya," katanya.

Dipo menduga informasi yang menyebutkan bahwa hanya HM Soeharto yang akan diangkat oleh pemerintah menjadi Pahlawan Nasional adalah upaya untuk menyebar ketidaksukaan mahasiswa dan elemen lainnya kepada pemerintah agar mereka mau ikut dalam aksi demo menggulingkan pemerintah pada tanggal 20 Oktober mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Nasional
    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

    Nasional
    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Nasional
    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com