Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Akan Terus Ambles

Kompas.com - 04/10/2010, 08:51 WIB

Intrusi air asin

Pengambilan air tanah tanpa kontrol tidak hanya mempercepat amblesnya tanah Jakarta, tetapi juga menimbulkan intrusi air asin (bukan hanya intrusi air laut) atau masuknya air asin dalam tanah ke akifer air tanah— yang banyak dimanfaatkan masyarakat. Jumlah air tawar yang berkurang membuat tekanan di lapisan air tawar rendah sehingga air asin di lapisan bawahnya yang bertekanan lebih tinggi menerobos masuk ke lapisan air tawar.

Sejarah hidrogeologi Jakarta menunjukkan adanya lapisan air asin dalam bumi. Air asin itu berasal dari air laut pada masa purba yang terjebak dalam batuan atau lapisan tanah.

Sekitar 30.000 tahun lalu, tepi laut wilayah Jakarta diperkirakan berada di daerah Kramat Jati, Jakarta Timur, dan Ciputat, Tangerang Selatan, saat ini. Hal itu diperoleh melalui rekonstruksi geologi berdasarkan penanggalan karbon (carbon dating) dari air yang diperoleh dari salah satu sumur bor di Cileungsi, Bogor.

”Selain itu, baik di Kramat Jati maupun Ciputat juga ditemukan endapan lumpur dan fosil laut yang menegaskan bahwa sebagian daratan Jakarta saat ini adalah bekas wilayah laut pada masa purba,” katanya.

Berdasarkan catatan pengeboran air tanah yang dilakukan Pemerintah Hindia Belanda pada 1920 di wilayah Jakarta Kota, pada kedalaman 200 meter sudah menyebabkan semburan air asin.

Peneliti hidrogeologi dari Pusat Penelitian Geoteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Robert M Delinom, Sabtu (2/10), menambahkan, intrusi air laut terjadi pada beberapa sumber air permukaan atau sumur dangkal yang umumnya menjadi sumur penduduk di sebagian wilayah utara Jakarta. Namun, intrusi air laut belum terjadi pada lapisan akifer air tanah yang banyak dimanfaatkan industri, hotel, ataupun apartemen.

Kedalaman laut di Teluk Jakarta tidak lebih dari 50 meter, sedangkan kedalaman akifer air tanah dalam biasanya lebih dari itu. Tak ada satu pun akifer air tanah dalam bersentuhan langsung dengan air laut sehingga tidak mungkin terjadi intrusi air laut di lapisan air tanah dalam.

Selain bersumber dari air laut purba, air asin dalam tanah juga ditimbulkan oleh larutnya mineral-mineral dalam tanah, termasuk natrium dan klor sebagai unsur pembentuk garam. Mineral itu larut oleh aliran air dan akhirnya tertinggal pada lapisan air tawar atau lapisan tanah.

Menurut Robert, ion negatif klor banyak terdapat di lempung Jakarta. Padahal, lempung itu biasanya menjadi lapisan kedap air yang membatasi akifer air tanah. Kandungan ion negatif klor dalam lempung itu juga jauh lebih tinggi dibandingkan yang terdapat dalam akifer. Kondisi itu menunjukkan, garam dalam lempung itu adalah endapan garam purba, bukan berasal dari air laut saat ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com