Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemhan Berjuang Tambah Dana Alutsista

Kompas.com - 29/09/2010, 21:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Pertahanan hingga kini masih terus berjuang untuk mendapatkan tambahan dana menutup kekurangan anggaran perawatan dan pengadaan alat utama sistem persenjataan atau alutsista. Kekurangannya mencapai Rp 57 triliun dari total kebutuhan Rp 157 triliun, di luar alokasi anggaran belanja rutin pegawai.

Padahal, kemampuan pemerintah untuk pemenuhan anggaran perawatan dan pengadaan alutsista selama lima tahun tersebut baru Rp 100 triliun. Kementerian Pertahanan berharap sebagian dana dari devisa negara sebesar 78 miliar dollar Amerika Serikat dapat disetujui Kementerian Keuangan untuk menutup kekurangan dana tersebut.

Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat ditanya pers seusai menghadiri penganugerahan Cinta Karya Anak Bangsa di Istana Wakil Presiden di Jakarta, Rabu (29/9/2010).

"Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, total kebutuhan dana untuk perawatan dan pengadaan alutsista mencapai Rp 157 triliun. Akan tetapi, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) hanya mengalokasi dana Rp 100 triliun. Berarti, kami harus menutup kekurangan sampai Rp 57 triliun lagi," tandas Purnomo.

Menurut Purnomo, pihaknya berharap devisa negara sebesar 78 miliar dollar AS bisa dialokasikan untuk menutup kekurangan dana Rp 57 triliun. "Akan tetapi, kita harus menunggu persetujuan Pak Agus (Menteri Keuangan Agus Martowardojo) dulu. Sekarang ini kami terus berjuang," tambahnya.

Purnomo juga berharap, perekonomian Indonesia bisa tumbuh lebih pesat lagi sehingga bisa menambah penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Akhirnya, alokasi anggaran alutsista bisa bertambah lagi, di luar anggaran rutin," lanjut Purnomo.

Di tempat yang sama, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sofyan Basir mengatakan, pihaknya memuji terobosan yang dilakukan pemerintah mencari alternatif pendanaan dengan membuka ruang sindikasi dari perbankan dalam negeri.

"Jadi, meskipun dengan kredit ekspor (KE) pun, kami tidak khawatir. Apalagi dengan jaminan pemerintah di APBN. BRI memang ikut mengambil (berpartisipasi) cukup besar. Karena, kan, ada jaminan itu. Angkanya saya agak lupa, kalau tidak salah di atas Rp 2-Rp 3 triliun dari BRI," jelasnya.   

Jamin transparan   

Lebih jauh, mengenai transparansi anggaran perawatan dan pengadaan alutsista, Purnomo menjanjikan akan lebih baik lagi, terutama saat menjadi Menhan sekarang. "Saya membuatnya berlapis-lapis pengawasannya, yaitu mulai dari angkatannya sendiri, markas besar TNI, sampai kepada kementerian," jelasnya.

Dikatakan Purnomo, proses pengadaan alutsista dimulai dari pengguna alutsista-nya sendiri, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. "Dari pengguna naik ke kita, yaitu ke Tim Evaluasi Pengadaan Barang. Sekarang saya tambah satu saringan lagi, yaitu satu tim khusus yang harus betul-betul bertugas untuk meneliti agar benar-benar bersih," katanya lagi.

"Di tingkat menteri pun masih ada dua evaluasi lagi, yaitu Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertahanan dan evaluasi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Jadi, jangan khawatir," demikian Purnomo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com