Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tini: Buaya Bermain, Semut Dikorbankan

Kompas.com - 27/09/2010, 18:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim pengacara terdakwa AKP Sri Sumartini alias Tini menegaskan, pimpinan di kepolisian tidak bertanggung jawab atas kesalahan terkait penanganan kasus Gayus Halomoan Tambunan. Menurut mereka, pimpinan Polri telah mengorbankan bawahan untuk mempertanggungjawabkan.

"Ibarat buaya bermain, semut dikorbankan. Hanya penyidik bawahan yang dihadapkan ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan yang sebenarnya tidak dilakukan," kata Randhie Noviandi, pengacara Tini, saat membacakan pembelaan atau pleidoi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (27/9/2010).

Menurut tim pengacara, delapan saksi yang memberi keterangan di persidangan menyatakan, Tini hanya berperan sebagai tukang ketik atau bagian administrasi. Tini tidak memiliki kewenangan apa pun dalam pemeriksaan perkara Gayus. "Apalagi sampai merekayasa kasus karena posisinya hanya bawahan yang menuruti perintah atasan," ucap dia.

Tim pengacara membantah tuduhan jaksa penuntut umum seperti merubah laporan polisi dengan menghilangkan Roberto Santonius sebagai tersangka, terlibat tidak menahan Gayus, tidak menyita rumah dan rekening Gayus, hingga merekayasa asal-usul uang Rp 28 miliar di rekening Gayus. Atas peran itu, Tini didakwa menerima uang sehingga dia dijerat pasal korupsi. "Tidak mungkin. Tuntutan itu fitnah," tegasnya.

Dalam pleidoi setebal 41 halaman, tim pengacara mengatakan, berdasarkan fakta di persidangan, tidak ada saksi ataupun alat bukti yang dapat membuktikan Tini menerima uang selama menangani kasus Gayus. Dalam dakwaan, Tini disebut menerima uang Rp 5 juta dari Roberto, dua sampai tiga lembar uang 100 dollar AS, serta Rp 80 juta dari Kompol Arafat Enanie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com