Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waworuntu Minta Perlindungan LPSK

Kompas.com - 08/09/2010, 18:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) telah melakukan perlindungan kepada terpidana kasus korupsi Sisminbakum, Yohanes Waworuntu. Hal itu dilakukan lantaran mantan Direktur PT Sarana Rekatama Dinamika tersebut diancam akan dibunuh.

"Saya tadi sudah ketemu Yohanes Waworuntu, dia dimasukkan ke ruang isolasi karena mendapat ancaman akan dibunuh, maka dia berada dalam program perlindungan saksi oleh LPSK," ujar salah satu Kuasa Hukum Yohannes Waworuntu, Eggi Sudjana, saat dihubungi melalui telepon oleh para wartawan, Rabu (8/9/2010).

Pemberian perlindungan ini juga diakui oleh Kanwil Kementerian Hukum dan HAM. Terdapat sepucuk surat yang isinya mengizinkan perlakuan khusus agar Yohanes bisa dilundungi.

"Ini terkait dengan mundurnya pengacara Yohanes Waworuntu, yakni Alvin Suherman, karena Alvin ini sempat meminta Yohanes mengubah BAP dan Yohanes menolak permintaan itu," jelasnya.

Tidak hanya itu, selaku kuasa hukum Yohanes, Eggi bakal mengajukan upaya hukum peninjauan kembali (PK) atas vonis kasasi Mahkamah Agung (MA) dengan membawa bukti baru (novum). Bukti tersebut merupakan pernyataan keberatan atas vonis penjara 5 tahun dan uang pengganti kerugian negara sebanyak Rp 378 miliar yang dibebankan terhadap Yohanes.

"Novumnya, pertama, sekarang dalam kasus ini sudah ada tersangka baru, yakni Hartono. Inilah tersangka sesungguhnya, ya Hartono itu bukan Yohanes Waworuntu. Jadi seperti kasus Sengkon Karta dulu, ingat nggak anda?" tegasnya.

Sementara soal masalah uang pengganti kerugian negara, menurut Eggy, kejadian hadirnya Hary Tanoesoedibjo yang tak lain adik Komisaris PT Sarana Rekatama Dinamika Hartono Tanoeseodibjo ke Kejaksaan Agung menemui Jampidsus dan menawarkan penggantian kerugian negara, merupakan bukti bahwa uang Rp 378 miliar itu bukan tanggung jawab Yohanes.

"Tetapi tanggung jawab kakak Hary Tanoe, yakni Hartono," tandasnya. (Tribunnews/Willy Widianto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com