Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Pluralis Sambut Positif Sikap PKS

Kompas.com - 22/06/2010, 15:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil Musyawarah II Partai Keadilan Sejahtera yang memutuskan bahwa partai dakwah tersebut menjadi partai terbuka disambut positif tokoh pluralis.

Tokoh Nadhlatul Ulama, Slamet Effendy Yusuf, mengatakan, keputusan tersebut merupakan transformasi sebuah partai politik. Terlepas dari apakah keputusan tersebut merupakan kesadaran bahwa Indonesia adalah negara majemuk atau hanya sekadar strategi meraih lebih banyak suara, Slamet menyambut positif.

"Untuk membesarkan diri, parpol memang tidak bisa eksklusif, harus inklusif. PKS memang harus menyatu dengan tujuan politik nasional, yaitu demokrasi. Demokrasi mengajarkan kebebasan dan kesetaraan. Pada tingkat kesetaraan, maka anggota parpol harus lebih plural," ujar Slamet pada diskusi yang digelar Gerakan Peduli Pluralisme di Gedung Konferensi Waligereja Indonesia, Jakarta, Selasa (22/6/2010).

Di tempat yang sama, Pdt Gomar Gultom dari Persekutuan Gereja-gereja Indonesia juga mengatakan menyambut hangat keputusan tersebut. Dikatakannya, keputusan tersebut sekaligus menegaskan bahwa ideologi fundamentalisme sudah tidak laku lagi di masyarakat.

"Jadi, tidak ada pilihan lain, kalau mau menjadi besar, memang harus bergeser ke tengah. Terbukti, walaupun Indonesia merupakan negara mayoritas Muslim, parpol Islam tidak mampu menjadi partai terbesar dari pemilu ke pemilu. Ini adalah langkah strategis," katanya.

Sebaliknya, Ustaz Masdar F Masudi dari NU mengajak masyarakat untuk lebih bersikap skeptis dengan keputusan tersebut. Dirinya menilai keputusan tersebut lebih didasarkan pada kalkulasi politik ketimbang kesadaran bahwa Indonesia negara majemuk.

"Kami dalam tanda tanya besar, apa PKS sungguh-sungguh atau sekadar kalkulasi politik. Dalam konsiderasinya menjadi partai terbuka, PKS menekankan bahwa dirinya ingin bisa tampil sebagai partai tiga besar. Konsideran ini sangat menonjol. Tentu, untuk menjadi tiga besar, PKS harus bisa menyedot sebanyak mungkin suara anak bangsa," ujarnya.

Ditambahkannya, sikap skeptis masyarakat dapat mendorong PKS untuk lebih membuktikan dirinya benar-benar pluralis, bukan sekadar jargon belaka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com