Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembela Kasus Korupsi Ingin Pimpin KPK

Kompas.com - 26/05/2010, 16:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tidak hanya pengusaha, pengacara yang pernah membela kasus korupsi pun melirik posisi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

Pada Rabu (26/5/2010) sore, pengacara Alamsyah Hanafiah mendatangi Sekretariat Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta. Ia pernah menjadi kuasa hukum tersangka korupsi alat outsourcing sistem manajemen pelanggan Hariadi Sadono dan tersangka korupsi pengadaan minyak goreng Nurdin Halid.

"Sebagai anak bangsa dan juga praktisi hukum, saya ingin ikut berpartisipasi di dalam pemilihan pimpinan KPK," ujar bos firma hukum Alamsyah Hanafiah & Partners ini kepada para wartawan.

Lantas, bagaimana dengan reputasi Anda dalam melawan korupsi? "Justru pengalaman empiris saya di situ. Saya sangat tahu trik-trik koruptor bagaimana caranya. Saya selama ini kan membela korupsi. Pengalaman ini membuat saya menjadi tahu seluk-beluk, liku-liku korupsi," terang Alamsyah.

Alamsyah, sebagai penentang hukuman mati bagi koruptor, mengaku prihatin dengan kondisi KPK saat ini.

"Posisi pimpinan KPK sekarang ini bermasalah, seperti Bibit-Chandra. Berkas sudah lengkap atau P-21. Kata pengadilan negeri mereka harus disidangkan. Kebetulan, kejaksaan masih banding. Berarti akan ada kevakuman dan pimpinan KPK definitif belum ada," katanya.

Alamsyah juga pernah menjadi pengacara Gunawan Santoso, terpidana mati kasus pembunuhan bos PT Asaba. Ia mengatakan, pimpinan KPK saat ini masih ada tekanan dan pengaruh dari pihak-pihak tertentu.

Dalam menjalankan tugas, katanya, KPK masih melakukan tebang pilih. Pimpinan KPK juga dinilai memiliki ketakutan kehilangan jabatannya. "Ke depan, pimpinan KPK harus berani dipecat," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

    Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

    Nasional
    Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

    Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

    Nasional
    Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

    Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

    Nasional
    Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi 'King Maker' atau Maju Lagi

    Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi "King Maker" atau Maju Lagi

    Nasional
    Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

    Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

    Nasional
    Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

    Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

    Nasional
    Pemerintah Saudi Tambah Layanan 'Fast Track' Jemaah Haji Indonesia

    Pemerintah Saudi Tambah Layanan "Fast Track" Jemaah Haji Indonesia

    Nasional
    Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

    Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

    Nasional
    Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

    Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

    Nasional
    Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

    Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

    Nasional
    Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

    Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

    Nasional
    Prabowo Klaim Serasa Kubu 'Petahana' Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

    Prabowo Klaim Serasa Kubu "Petahana" Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

    Nasional
    Prabowo Mengaku Diuntungkan 'Efek Jokowi' dalam Menangi Pilpres

    Prabowo Mengaku Diuntungkan "Efek Jokowi" dalam Menangi Pilpres

    Nasional
    Bantah Menangi Pilpres akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

    Bantah Menangi Pilpres akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta 'Uang Pelicin' ke Kementan

    [POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta "Uang Pelicin" ke Kementan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com