Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban dan Ruang Melawan Lupa

Kompas.com - 12/05/2010, 09:27 WIB

KOMPAS.com — Orang berjalan cepat di trotoar. Mereka segera menepi ketika kuli angkut itu mendorong tumpukan kardus bekas pembungkus barang elektronik, seperti televisi dan home theater, berjalan dari arah berlawanan.

Priiittt! Suara peluit tukang parkir melengking memberi aba-aba. Waktu telah berjalan dan selama itu pula jejak-jejak kerusuhan Mei 1998 tidak lagi tampak. Toko-toko di bilangan Glodok telah pulih kembali, demikian juga di Mangga Dua, Jakarta.

Aroma alat elektronik yang baru dibuka dari kardusnya membubung. Di tempat yang sama, 12 tahun lalu, yang membubung adalah bau plastik gosong dalam hawa panas yang menyesakkan, menuai kengerian.

"Suasana sudah seperti biasa lagi. Bahkan, yang dulu habis sekarang sudah bangkit lagi," tutur Wie Tjiang (50), penjaga kedai kopi Tek Kie, Gang Gloria, di kawasan Glodok.

Ia masih ingat bagaimana api melalap toko-toko itu. Sebelumnya, warga telah menjarah habis isinya. Kedai kopi Tek Kie terhindar dari amukan massa kala itu karena kawasan di sekitar bekas Gedung Bioskop Gloria dijaga warga setempat. "Mereka katakan di sini yang punya pribumi," kata Wie Tjiang.

Meski begitu, amuk massa itu membuat sebagian warga China melarikan diri. Bahkan, sayup dalam segala kengerian yang terjadi kala itu, sebagian di antara mereka diperkosa. Teriakan mereka seolah senyap dalam teriakan: "Bakar! Bakar! Bakar!"

Ketika itu, jejak kengerian ada nyaris di setiap sudut Jakarta. Asap membubung tinggi dari gedung-gedung yang dibakar massa. Ruko-ruko dibongkar, digarong isinya. Dan, sejarah juga mencatat, sebagian dari massa itu pun jadi korban. Ratusan orang terjebak dalam gedung Toserba Yogya, Klender, Jakarta Timur, yang terbakar.

Ruang baru

Dalam hiruk-pikuk arus dunia hari ini, peristiwa 12 tahun itu nyaris terlupakan. Heboh skandal Century, mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan karut-marut kasus mafia hukum telah menyerap sebagian besar perhatian dan energi publik.

Hampir tak ada celah bagi para korban dan keluarga korban untuk mengambil perhatian itu. Padahal, apa yang mereka perjuangkan, yaitu keadilan, adalah upaya untuk memanusiakan kemanusiaan semua manusia. Kepedihan mereka karena kehilangan anak, kerabat, juga kehormatan, membuahkan demokrasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah 'Presidential Club', Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah "Presidential Club", Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com