JAKARTA, KOMPAS.com — Meski berasal dari latar belakang artis, politisi Demokrat Angelina Sondakh tak sepakat bahwa popularitas menjadi satu-satunya modal yang dapat mengantar seseorang menjadi terpilih dalam suatu pemilihan politik.
"Popularitas harus diimbangi dengan kompetensi. Masyarakat tak sekadar memilih yang terkenal, mereka juga mau yang punya kemampuan," katanya dalam diskusi di DPD, Rabu (14/4/2010).
Angie, panggilan akrabnya, percaya bahwa popularitas hanya berpengaruh 16,3 persen terhadap keterpilihan. Sisanya meliputi kompetensi calon, jejaringan, kedekatan partai dengan akar rumput, serta elektabilitas partai yang mengusungnya.
Angie menggunakan perbandingan artis yang terpilih sebagai anggota Dewan periode 2009-2014. Dari 96 calon yang maju, hanya 11 artis yang terpilih. Oleh karena itu, lanjutnya, kemunculan para artis di pilkada akhir-akhir ini juga harus mengacu pada gambaran itu. Apalagi, tren munculnya Julia Perez seolah-olah hanya mengedepankan popularitas.
"Harus dilihat apakah artis itu memang pengin maju. Jupe saya lihat begitu. Tapi ada juga yang ingin diajukan partainya karena dalam rangka penerimaan," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.