Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiemas: Politisi PDI-P Jangan Adu Domba Puan-Prananda

Kompas.com - 30/03/2010, 10:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI Perjuangan Taufik Kiemas meminta para politisi PDI-P tidak mengadu domba putra-putrinya, Prananda dan Puan Maharani, dengan mengusulkan mereka sebagai wakil ketua umum.

"Masa semua tokoh politik mau berlindung dengan mengadu domba kedua anak saya. Itu tidak baik," kata Taufik Kiemas menjawab pertanyaan pers di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa (30/3/2010).

Taufik mengatakan, sikap para politisi PDI-P yang mengusulkan putri-putrinya pada posisi yang sama sebagai calon wakil ketua umum menunjukkan sikap mengadu domba.

Ketika ditanya bagaimana jika usulan para politisi PDI-P tersebut untuk memberikan kesempatan kepada Prananda dan Puan Maharani melakukan pembelajaran kepemimpinan di partai politik, Taufiq mengatakan bahwa semua orang yang kompeten di PDI-P memiliki kesempatan yang sama untuk duduk sebagai pengurus partai.

"Siapa saja bisa menjadi pengurus. Masa semua tokoh mau berlindung di balik anak saya," kata Taufik.

Ketika ditanya apakah posisi wakil ketua umum sudah layak untuk Prananda dan Puan Maharani?

"Tanya ibunya sajalah," kata suami Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri ini.

Kongres PDI-P dijadwalkan diselenggarakan di Bali pada 5-9 April 2010 dengan agenda memilih ketua umum, pengurus partai, dan penentuan posisi politik partai ke depan.

Menurut Taufik, persiapan kongres seluruhnya sudah siap, tinggal menunggu hari pelaksanaan.

Menjelang Kongres PDI-P, isu yang lebih ramai adalah posisi wakil ketua umum, posisi sekjen, dan apakah posisi politik PDI-P ke depan akan tetap oposisi atau berkoalisi.

Adapun posisi ketua umum hampir dipastikan tetap diduduki oleh Megawati Soekarnoputri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com