Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Indonesia dari Penjelajahan Duo Jurnalis

Kompas.com - 30/03/2010, 02:04 WIB

Untuk tidur atau menginap, mereka menumpang dari satu tempat kenalan, ke kenalan lainnya, mushola juga jadi tempat persinggahan ideal untuk menghemat biaya. Di Gorontalo, keduanya menginap di sekretariat perkumpulan Jaring advokasi pengelolaan sumber daya alam (Japesda), yang juga ditumpangi oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

"Kalau   tidak punya kenalan, kami  dirikan tenda, yang jadi koki saya," Ujar Yunus, yang mengaku hobi masak itu. 

Etape perjalanan pertama dimulai dari kepulauan yang ada di sumatera, (30 Mei - 4 Juli) yakni Bangka-Belitung, Palembang, Bengkulu, Enggano, Sibolga, Mentawai, Sibolga, Nias, Singkil, Simeuleu, Meulaboh, Taman Nasional Gunung Leuser, Calang, Banda Aceh, Pulau Weh, Lhokseumawe, Medan, Dumai, Pulau Rupat, Bengkalis, Siak (Delta Siak), Batam, Bintan (Tanjung Pinang), Kepulauan Lingga-Singkep, Anambas, Natuna, Tambelan.

Etape kedua memasuki Kalimantan (12 Juli - 8 Agustus) yakni  Mempawah/Singkawang, Pontianak (Delta Kapuas), Ketapang, Kepulauan Karimata, Pangkalan Bun, Tanjung Putting, Palangkaraya, Banjarmasin (Delta Barito), Pulau Laut, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda (Delta Mahakam), Sangatta, Berau, Tarakan, Kepulauan Derawan, Nunukan, Samarinda.

Motor Trail versi modifikasi itu tak terhitung lagi berapa kali mengalami bocor ban karena panjangnya jarak tempuh.
Gerigi ban kedua motor itu juga aus karena menjilat ribuan kilometer permukaan jalanan dengan berbagai macam medan, melintasi sungai kecil, jalan aspal mulus, hingga yang berbatu-batu. Kini motor itu dititipkan  di Makassar Sulawesi Selatan, untuk dikirim ke Flores, pulau yang akan mereka singgahi.

Di pulau Sulawesi, mereka masuk kota, desa, pulau-pulau yang puluhan jumlahnya,  setiap perjalanan mereka catat dengan seksama. "Setiap orang boleh membaca, bahkan menyalinnya sekalipun," Ujar Farid.

Apa saja yang mereka saksikan dalam penjelajahan yang teramat panjang itu? "Banyak sekali, tak cukup hanya empat lima buku," Kata Farid.

Di darat, saat memasuki rawa-rawa dan melintasi  sungai kecil , hingga ketika  menyeberangi lautan baik dengan menggunakan  Kapal Motor (KM) maupun menumpang kapal kecil milik nelayan, mereka selalu punya kisah  untuk dikabarkan.

Begitu mendapatkan sinyal telepon seluler atau akses untuk internet, kisah-kisah unik tentang kehidupan manusia dan alamnya itu langsung bisa dicicipi para pembaca di dunia maya melalui situs yang sudah dipersiapkan, www.zamrud-khatulistiwa.or.id, ada juga yang dipublikasikan melalui situs jejaring sosial Facebook.

Ekspedisi ini semula direncanakan   berakhir pada April 2010, namun diperkirakan molor , sebab Wilayah Indonesia Timur baru akan dijelajahi, dan akan dilanjutkan ke pulau-pulau yang berjejer sebelum pulau Jawa.

"Indonesia itu bangsa yang benar-benar kaya raya, sayang belum dikelola dengan baik," Ujar Farid Gaban, Ahmad Yunus mengiyakan.

Nanti, setelah ekspedisi itu selesai, Farid ingin pulang ke kapung halamannya, di Wonosobo Jawa Tengah, di sana pria yang sudah memiliki dua anak itu ingin bertani, sambil menulis.

Ahmad Yunus juga ingin beternak di kampung halamannya, Bandung, Jawa Barat, juga sambil menulis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com