Dua penjelajah itu akhirnya menginjakkan kaki di pelabuhan Fery kota Gorontalo, pada Jumat (26/3) subuh, setelah semalaman menyeberangi jalan laut dari kepulauan Togean, Sulawesi Tengah.
Mereka langsung bergegas mencari segelas kopi di warung depan dermaga penyeberangan itu, untuk sekedar ’bermaafan’ dengan badan yang letih karena terombang ambing ombak di atas kapal selama 12 jam.
Farid Gaban adalah lelaki paruh baya berwajah tirus, berperawakan tenang. Lelaki yang satunya lagi, bernama Ahmad Yunus, usianya lebih muda, kumis dan cambang tumbuh lebat di wajahnya. Masing-masing menyandang tas gunung yang tingginya melebihi kepala.
Keduanya adalah jurnalis lepas, yang hampir sepuluh bulan yang lalu, telah menyisir puluhan kepulauan, mampir ke kota-kota, menembus desa terpencil, dimulai dari Sumatera, melompat ke Kalimantan, dan menyeberang ke Sulawesi.
Secara bergantian, mereka mendokumentasikan apa saja yang disaksikan dan dialami selama di perjalanan, alam dan manusia; kisah nelayan dan orang-orang kecil yang dengan peluh berjibaku dengan kehidupan, mendapat porsi besar dari reportase mereka.
"Reportase yang kami lakukan menggunakan jurnalisme dasar, kami menyuarakan hal-hal mendasar dari mereka yang selama ini jarang bahkan tidak terjangkau oleh media," Ujar Farid Gaban, yang pernah menjadi Redaktur Pelaksana Harian Republika 1992-1997 ini.
Ada 100 pulau yang mereka targetkan untuk disinggahi, namun diperkirakan akan lebih dari itu, sebab hanya untuk kawasan Indonesia bagian barat dan tengah saja, sudah sudah lebih 60 pulau yang mereka kunjungi.
Misi perjalanan mereka yang bertajuk ’Zamrud Khatulistiwa’ itu, masih akan diteruskan hingga ke wilayah Timur Indonesia, menyisir pesisir pulau, dari Miangas, Sulawesi Utara nanti, keduanya akan merambah pulau lainnya hingga ke ujung Merauke.
Dari sana, barulah mereka akan menyisir kepulauan di Nusa Tenggara Timur,Nusa Tenggara Barat, Bali hingga ke pulau Jawa, yang menjadi rute terakhir petualangan mereka.
Di Gorontalo, awalnya mereka hanya ingin mampir sebentar, sekedar sehari dua hari untuk memulihkan tenaga, sebelum bertolak ke Manado yang menjadi transit ke Pulau Miangas, Sulawesi Utara.