JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ikrar Nusa Bakti, menilai, masalah energy security (keamanan energi) menjadi orientasi kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia yang dijadwalkan Maret ini. Hal itu disampaikan Ikrar seusai diskusi ”Hubungan Indonesia-Amerika: Masalah dan Prospek” di LIPI, Jakarta, Kamis (11/3/2010).
”Amerika suatu negara yang sangat eager (bernafsu) supaya negara lain bisa memberi energi kepada dia, seperti soal Irak itu kan bukan karena masalah teroris, tapi energi,” katanya.
Menurut Ikrar, energy security sangat penting untuk AS dalam membendung invasi perusahaan China di Indonesia. ”China punya teknologi eksplorasi minyak yang lebih murah daripada Amerika. Dia khawatir perusahaan minyak Indonesia akan digaet oleh China,” ucapnya.
Terlebih harga produk hasil teknologi China jauh lebih murah daripada harga yang ditawarkan AS dan negara-negara Eropa. Selain itu, teknologi China yang tak terlalu rumit dinilai Ikrar cocok untuk diterapkan di Indonesia.
”Harganya sepertiga yang diproduksi Amerika dan Eropa. Teknologi China kan enggak susah-susah, teknologinya enggak perlu secanggih Eropa,” katanya. Karena hal tersebut, Ikrar menilai, bukan suatu hal yang mustahil jika kelak perusahaan AS hengkang dari Indonesia karena kalah bersaing dengan China. Inilah yang dikhawatirkan AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.