Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakia Sunaryo, Penjaga Setia Ludruk

Kompas.com - 15/09/2009, 18:49 WIB

Karena keterbatasan ekonomi itu pulalah, sebagaimana diakui oleh peneliti ludruk Agus Koecink bahwa masih banyak waria muda anggota Irama Budaya yang praktek di jalanan seusai pentas tengah malam.

Kalau kelompok itu dibiarkan hidup alamiah, maka ludruk tobong yang menjadi oase di tengah hiruk pikuk kota besar di Surabaya lambat laun karena akan hilang.

Energi Sakia dan para pemainnya lambat laun akan terus melemah dimakan usia. Perlunya regenerasi seniman ludruk tidak akan tercapai jika bermain di kesenian itu hanya akan mengukuhkan seseorang sebagai masyarakat kelas bawah.

Peneliti kesenian ludruk dari Universitas Jember (Unej) Drs Akhmad Taufik MPd mengemukakan bahwa saat ini, kesenian ludruk, secara umum memang mengalami masalah regenerasi.

"Sekarang tidak banyak generasi muda yang mau menjadi pemain ludruk. Salah satu faktornya mungkin karena kesan bahwa ludruk itu ’ndesa’ atau ketinggalan zaman," katanya.

Sekretaris Pusat Penelitian Madura dan Jawa pada Lembaga Penelitian (Lemlit) Unej itu juga sepakat bahwa perlu ada campur tangan pemerintah daerah untuk melestarikan kesenian khas Jawa Timur ini.

"Selama ini saya melihat, pemerintah daerah kurang perhatian pada kesenian ini," katanya.

Ada harapan yang mungkin bisa membuat lega kelompok Irama Budaya ketika Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kota Surabaya, Dra Wiwiek Widayanti berkeinginan menjadikan kesenian tradisional, seperti ludruk bisa dijual dalam paket kapal pesiar.

"Kami berharap tahun 2010 kapal pesiar itu bisa merapat di Surabaya. Kami akan menjual paket wisata yang di dalamnya ada kesenian tradisional," katanya seusai membuka sebuah lokakarya kesenian ludruk di Gedung Cak Durasim.

Ia mengemukakan, pihaknya saat ini sedang melakukan berbagai upaya percepatan menyambut Pasar Asia, yaitu ketika  turis asing akan datang menggunakan kapal pesiar. Disbudpar Surabaya telah membagikan semua informasi mengenai potensi pariwisata kota itu ke berbagai instansi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com