Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakia Sunaryo, Penjaga Setia Ludruk

Kompas.com - 15/09/2009, 18:49 WIB

Pada musim hujan juga berpengaruh pada tingkat kunjungan penonton. Kalau biasanya setiap malam bisa pentas, saat hujan  mereka hanya pentas pada malam Minggu. Setiap pentas malam Minggu, kelompok itu ditonton rata-rata 100 orang.

"Dari penghasilan sebagai paranormal, saya juga bisa membantu teman-teman menghidupi anak isterinya. Ke-60 pemain Irama Budaya berasal dari berbagai daerah di Jatim, seperti Mojokerto, Sidoarjo, Jombang, Banyuwangi, Jember dan lainnya," katanya.

Seniman tulen itu kini mengaku lega karena untuk sewa enam bulan ke depan dibayar kepada pemilik gedung seharga Rp4 juta. Sakia dan kawan-kawan menempati lokasi itu sejak sekitar 3,5 tahun lalu. Sebelumnya mereka pindah-pindah.

Mengapa tidak menyewa satu tahun? "Saya berharap Pemerintah Kota Surabaya nantinya memberikan tempat di THR yang kini kosong bisa ditempati Irama Budaya," kata lelaki yang biasa dipanggil emak itu karena berpenampilan seperti perempuan.

"Daripada dibiarkan kosong, kan lebih baik bisa kami gunakan untuk pentas. Kalau soal makan, saya tidak khawatir, karena ayam saja dengan mengandalkan kedua kakinya bisa makan, apalagi manusia. Tapi ’kandangnya’ (gedung) ini lho yang memang berat," katanya.

Perjuangan lelaki yang belajar ludruk sejak 1970-an dan sempat mendirikan ludruk tobong di berbagai tempat di Surabaya itu agaknya belum mendapatkan perhatian berarti.

Misalnya, belum ada penghargaan yang diterima dari buah perjuangannya itu, termasuk penghargaan seniman Jatim dari Gubernur Jatim yang bisasanya diberikan setiap menjelang Idul Fitri.

Padahal, menurut pengamat seni, Henry Nurcahyo, Sakia sangat layak menerima penghargaan atas dedikasinya itu. Hanya saja, kata dia, kemungkinan soal waktu saja.

Praktek

Kalau saja pemerintah daerah memberikan sedikit perhatian kepada grup ini dengan menyisihkan sedikit dana yang biasa dikucurkan untuk kegiatan olah raga, maka Sakia dan kawan-kawan tidak perlu selalu resah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com