Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Berlatih, Kostrad Dan Ranger Malaysia

Kompas.com - 27/08/2009, 12:20 WIB

Keberhasilan penerjunan dan penyerangan ternyata berbuntut panjang, seluruh pejabat Satgasud mendapat teguran Deputy Operasi, karena menerjunkan tidak sesuai dengan rencana semula. Kamipun menjelaskan, AU Malaysia juga menerjunkan tidak dengan satu run. Dapat dibayangkan apabila informasi terakhir dari Dalpur tidak masuk, keputusan yang diambil Komandan Satgasud salah, maka dua pertiga pasukan kita diperkirakan akan jatuh kedalam rawa bertombak tadi, entah berapa korban akan jatuh dari pasukan kebanggaan kita itu. Yang jelas dalam latposko, tentera Malaysia itu tidak jujur, menyembunyikan dan menyesatkan data yang sebenarnya. Alhamdulillah, Allah Swt masih melindungi Satgasud dan anggota Yon-328.

Nah, pelajaran apa yang didapat dari kisah diatas?. Kesimpulannya adalah, kita memang harus lebih berhati-hati apabila berhubungan dengan Malaysia. Dalam latihan bersama saja mereka menyesatkan data. Rupanya tetap saja ada rasa persaingan mereka, kecemburuan, kurang jujur dan selalu ada upaya memanfaatkan.

Kasus klaim budaya adalah contoh jelas agar kita harus lebih waspada, kasus Sipadan Ligitan adalah bukti bahwa kita dikalahkan mereka di forum internasional, kasus Ambalat yang mereka serempet-serempet membuat kita tidak suka, belum lagi kasus-kasus TKI yang diperlakukan semena-mena. Dan kita makin dibuat kesal karena dua tokoh teroris yang mengacak-acak kita juga berasal dari Malaysia. Di sinilah semestinya kita mengadakan introspeksi, apa mereka yang terlalu pintar atau kita yang tidak pandai?.

Malaysia selalu memandang Indonesia sebagai rival yang paling menakutkan baik dari segi politis, militer dan geografis, yang dianggap memelihara pasukan besar diperbatasan. Mereka melakukan hal yang lebih.

Dari empat Divisi Tentera Daratnya, yang masing-masing Divisi terdiri dari dua Brigade, dua dari empat divisi tersebut ditempatkan disekitar teluk Malaya, sementara Divisi ke-3 bertugas untuk mempertahankan wilayah Kalimantan Utara. Hanya Divisi ke-4 yang bertugas mempertahankan sekitar wilayah Brunei. Itu artinya Malaysia selalu bersiap dan memandang Indonesia sebagai ancaman.

Indonesia negara yang cinta damai, tidak memandang Malaysia sebagai ancaman, sebagai pengganggu mungkin ya. Oleh karena itu, dengan sudah turun gelanggangnya Bapak Presiden, kita semua wajib juga memikirkan dengan cermat tentang Malaysia ini, agar kita tidak kecolongan lagi. Kalau tidak mau diakali dan dibodohi Malaysia, ya kita harus lebih pintar dari mereka, berbuatlah, jangan hanya marah-marah saja. Begitu bukan?.

PRAYITNO RAMELAN, adalah purnawirawan TNI yang menjadi Guest Blogger Kompasiana. Tulisan di Kompasiana bisa dilihat melalui link ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com