Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Berlatih, Kostrad Dan Ranger Malaysia

Kompas.com - 27/08/2009, 12:20 WIB

Skenario latihan, Satgasud TNI AU mendapat tugas untuk menerjunkan batalyon 328 disebuah DZ (dropping zone) yang telah ditetapkan, dimana Pasukan Ranger Malaysia juga akan diterjunkan di tempat yang sama dengan pesawat Tentera Udara Diraja Malaysia. Setelah mendarat maka kedua pasukan masing-masing  bergerak menuju kesasaran tertentu, bertanding kecepatan untuk melakukan penyerangan. Sasaran dikatakan markas musuh yang diperkuat dengan tank.

Saat di Pulada, penulis yang bertanggung jawab memberikan informasi intelijen tentang DZ, baik cuaca, medan, koordinat, elevasi, arah angin, kondisi serta panjang DZ, dan musuh,  berdiskusi dengan Letkol Prabowo dan staf intel batalyon. Karena yang menentukan DZ dari Malaysia, penulis sangat mewaspadai dan ragu tentang kondisi DZ yang mereka sebutkan panjangnya 4,5 km.

Prabowo juga agak mengkhawatirkan, karena pihak TNI yang sama-sama buta terhadap kondisi DZ, tidak diijinkan meninjau. Pesan Letkol Prabowo saat itu, mohon dalam menerjunkan pasukan benar-benar dihitung agar pasukannya selamat dan tidak jatuh korban. Jatuhnya korban dalam latihan antar negara jelas akan mencemarkan nama baik.

Pada hari H-1, Satgasud bergeser ke Lanud Medan untuk persiapan penerjunan. Pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB sesuai skenario, diberangkatkan satu tim Dalpur (Pengendali Tempur dari Den Bravo, Paskhasau), dengan pesawat F-27, diterjunkan ke DZ di daerah Johor Bahru. Penulis yang bertanggung jawab dalam memberikan informasi DZ, menekankan kepada Dalpur agar melaporkan DZ setelah mendarat.

Yang agak dikhawatirkan adalah gagalnya hubungan komunikasi. Alhamdulillah komunikasi lancar. Dari laporan Dalpur, ternyata benar kecurigaan semula, panjang DZ yang dikatakan Kolat (komando Latihan) Malaysia sepanjang 4,5 km ternyata panjangnya hanya 1,5 km. Kemudian tidak pernah disebutkan data adanya rawa-rawa dimana terdapat potongan pohon yang mirip tombak.

Dari laporan intelijen tersebut, dilakukan perubahan skenario penerjunan. Penulis menyarankan ke Dan Satgasud agar pasukan tidak diterjunkan dalam satu “run” (satu kali) tetapi disesuaikan dengan tanda tutup penerjunan yang dipasang oleh Dalpur.

Karena ini latihan, kesepakatan antara Satgas kedua negara akan kita langgar demi keselamatan pasukan. Toh ini bukan perang, pikir penulis saat itu. Kalau kondisi pertempuran sebenarnya, untuk menghindari jatuhnya korban pesawat tertembak senjata penangkis serangan udara, tanpa kompromi penerjunan tetap harus dilakukan dalam satu run.

Pada jam lima pagi hari, lima Hercules TNI AU “airborne” dari Lanud Medan menuju ke DZ di Johor, mengangkut pasukan Yon-328. Penerjunan disaksikan oleh Deputy Operasi Kasau di sasaran. Pada saat penerjunan pasukan, tiga Herky (Hercules) long body  terpaksa menerjunkan  dalam tiga run, dua Herky dalam dua run.

Setelah pasukan mendarat, Alhamdulillah, Satgasud mendapat laporan semua anggota yang diterjunkan selamat. Ternyata AU Malaysia juga tidak melakukan penerjunan  dalam satu “run” seperti rencana saat geladi, mereka melakukan dalam dua run.

Dikisahkan, pasukan Yon-328 dalam menuju sasaran rutenya berbeda dengan pasukan Ranger Malaysia. Pasukan kita diarahkan rute sulit melalui pegunungan, sementara Ranger medannya relatif rata. Yang tidak mereka ketahui ternyata di gunung itu banyak penduduk Indonesia asal Jawa, sehingga mereka justru menjadi pandu pasukan TNI. Akhirul cerita, pasukan TNI ternyata lebih cepat sampai di sasaran dan mampu menemukan dan melumpuhkan Tank yang ternyata juga dipendam. Itulah keampuhan fisik anggota Yon-328 dan kerjasama dengan penduduk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com