Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan dan JK Punya Peluang Sama

Kompas.com - 28/02/2009, 21:02 WIB

SEMARANG, SABTU - Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Surya Paloh mengatakan Jusuf Kalla (JK) dan Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X memiliki peluang yang sama untuk menjadi calon presiden (capres) dari partai ini. Pernyataan tersebut diungkap Surya Paloh setelah melakukan konsolidasi dengan DPD tingkat II Partai Golkar se-Jawa Tengah di Semarang, Sabtu (28/2).

"Pencalonan Sri Sultan menjadi capres juga baik. Selama belum ada keputusan partai, tentu keduanya memiliki kesempatan yang tidak jauh berbeda," katanya.

Ia mengatakan siapa pun yang nanti menjadi capres harus didukung. "Hanya saja, jika keputusan partai telah ditetapkan, tetapi masih ada yang mencalonkan diri, maka pencalonannya dianggap di luar keputusan partai," tambahnya.

Hal itu, menurut dia, juga menjadi hak masing-masing individu untuk mencalonkan diri. Mengenai capres alternatif, pihaknya mengakui ada beberapa orang, namun hasil akhirnya ditetapkan melalui keputusan resmi. "Yang pasti, keputusan mengenai capres ditentukan setelah pemilu legislatif 2009," imbuhnya.

Demikian pula penentuan calon wakil presiden (cawapres) dari Partai Golkar, menurut dia juga belum dibicarakan, karena masih memantapkan capres-nya. Figur capres yang akan dipilih Partai Golkar nanti, kata dia akan mempertimbangkan kesanggupan dalam meneruskan perjuangan bersama guna menjalankan misi idealisme membangun bangsa Indonesia ke depan.

"Kesempatan tidak hanya dari kader Parti Golkar, namun kader partai lain juga terbuka kesempatan untuk itu," katanya.

Menanggapi anggapan sejumlah pihak bahwa Partai Golkar dirangkul PKS (Partai Keadilan Sejahtera), dia menyambut baik jika memang ada sejumlah partai politik yang berniat berkoalisi dengan Golkar.

"Kami akan menghargai semua pihak yang ingin bekerjasama. Dengan PKS hanya sekedar bertukar pikiran, belum bisa dipastikan," katanya.  Koalisi dengan partai mana pun, kata dia Golkar akan memberikan perlakuan yang sama sepanjang mereka sayang terhadap negeri ini.

"Apalagi dengan PDIP yang jelas memiliki platform kebangsaan yang sama," katanya.   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com