JAKARTA, KAMIS — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Monumen Dwikora dan Trikora, Kamis (26/2) di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, Jakarta. Presiden SBY mengatakan, kedua monumen tersebut perlambang pengabdian prajurit yang gugur di medan laga.
"Di monumen ini marilah kita hening mengenang jasa dan pengorbanan para pejuang Indonesia, seraya berikrar untuk meneruskan perjuangan bangsa," ujarnya di hadapan keluarga besar TNI.
Turut hadir dalam peresmian tersebut Ibu Negara Ani Yudhoyono, Wakil Presiden M Jusuf Kalla beserta Ibu Mufida Kalla, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Widodo AS, Panglima TNI Djoko Santoso, Menteri Sekretariat Negara Hatta Rajasa, Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, keluarga besar TNI, termasuk veteran operasi militer Dwikora dan Trikora.
SBY mengajak seluruh hadirin merenungkan kilas balik perjuangan prajurit Indonesia di kedua operasi tersebut. Dwikora merupakan penyataan sikap Presiden Soekarno yang menentang pembentukan Federasi Malaysia pada tahun 1964. Sementara itu, Trikora merupakan usaha perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kembali Papua Barat dari tangan kolonial Belanda pada tahun 1961.
Presiden mengatakan, usaha tersebut pada hakikatnya merupakan proses dekolonialisasi yang hampir terjadi di seluruh negara di dunia. Ke depannya, Presiden mengimbau agar Indonesia lebih menekankan diplomasi atau soft power untuk menyelesaikan permasalahan bangsa, dan pada saat yang bersamaan tetap membangun kekuatan pertahanan yang tangguh. "If we want peace, prepare for war," ujar Presiden menutup sambutannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.