Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iklan Pemilu "Rumpi Lapak" Dinilai Menyesatkan Orang Bali

Kompas.com - 20/02/2009, 15:20 WIB

DENPASAR, JUMAT — Salah satu iklan sosialisasi Pemilu 2009 yang dibuat KPU dinilai menyesatkan masyarakat Bali. Sebab, iklan layanan masyarakat yang dimuat di sejumlah media massa elektronik itu justru mengajak warga Bali memilih caleg yang tidak jujur dan prorakyat.

Kesalahpahaman masyarakat Bali mungkin saja muncul terkait adanya penggunaan bahasa Jawa dalam iklan berjudul Rumpi Lapak itu. Dalam salah satu adegan iklan yang juga menampilkan dua bintang televisi, Omesh dan Rizna Jeng Kelin Nyctagina, itu ada dialog berbunyi, "Pilih sing jujur, sing prorakyat", yang digunakan untuk menyambung ajakan pengenalan dan pemilihan caleg dalam pemilu.

Penggunaan kalimat pilih "sing jujur, sing prorakyat" itu secara harafiah dalam bahasa Bali artinya pilih saja yang tidak jujur dan tidak prorakyat. Sebab, kata sing dalam bahasa Bali berarti tidak. Ini berkebalikan dengan arti harafiah dalam bahasa Jawa yang berarti ajakan untuk memilih (caleg) yang jujur dan prorakyat. Meski hanya satu kalimat, tetapi arti yang berkebalikan itu bisa menimbulkan kesalahpahaman.

"Orang Bali bisa saja terkecoh, atau salah menginterpretasikan. Agar tidak salah kaprah, kami minta iklan itu ditarik atau minimal dikoreksi," kata Ketut Subagya, salah satu warga Renon, Denpasar, Jumat (20/2).

Anggota KPU Pusat I Gusti Putu Arta yang dihubungi mengaku belum tahu kemasan iklan Rumpi Lapak itu. Ia menyatakan akan mengecek dan memerhatikan makna dalam iklan itu secara utuh.

"Supaya tidak ada salah makna. Tujuan iklan adalah menyampaikan pesan yang persepsinya sama di semua daerah. Kalau ada kekeliruan harus kita koreksi dan revisi," kata Arta.

Iklan Rumpi Lapak diluncurkan KPU pada akhir pekan pertama Februari lalu, bersama iklan berjudul Contreng, Cincaylah. Dua iklan tersebut merupakan kerja sama dan bagian dari proyek dukungan pemilu dari United Nations Development Program (UNDP) dengan total dana Rp 3,6 miliar.

Target sasaran iklan terbaru ini adalah kaum muda, perempuan, masyarakat pinggiran, serta kaum difable. Iklan itu rencananya ditayangkan di sejumlah media massa hingga 8 April 2009.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com