Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Ekonomi Semakin Terasa

Kompas.com - 02/12/2008, 07:04 WIB

Seperti juga di Eropa, aktivitas sektor manufaktur China juga menurun drastis sepanjang November. Pemutusan hubungan kerja juga sudah terjadi di banyak pabrik di negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia ini.

Presiden China Hu Jintao mengatakan kepada para petinggi Partai Komunis China bahwa China akan kehilangan daya saingnya dan memperingatkan, mengatasi krisis saat ini merupakan ujian bagi Partai Komunis.

Seruan PBB

Dalam laporannya yang diterbitkan Senin, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyerukan perlunya sebuah stimulus besar-besaran dan saling terkait untuk dilakukan segera. Hal itu bertujuan mengatasi keadaan ekonomi global seperti sekarang ini.

Kajian ”Situasi Ekonomi Dunia dan Prospek 2009” dipresentasikan pada konferensi internasional keuangan di Doha.

Paket stimulus itu harus didasarkan pada langkah yang memperbanyak likuiditas dan rekapitalisasi perbankan. Para ekonom dari PBB juga mengusulkan agar ada regulasi pada pasar dan institusi keuangan, dilakukannya penyediaan likuiditas global yang mencukupi, serta perbaikan sistem cadangan devisa internasional.

Secara umum, laporan itu memperkirakan ada penurunan pendapatan per kapita pada tahun 2009 di negara-negara maju. Pertumbuhan ekonomi global tidak lebih dari 1 persen pada tahun 2009 dibandingkan dengan 2,5 persen pada tahun 2008.

Keluarnya data perekonomian yang memburuk pada awal pekan ini mengakhiri kenaikan harga di pasar saham yang sudah terjadi selama enam hari berturut-turut.

Indeks FTSE 100 (London) anjlok 106,42 poin menjadi 4.181,59 dan indeks DAX (Jerman) anjlok 163,83 poin menjadi 4.505,61 poin. Indeks CAC-40 (Paris) anjlok 93,66 poin menjadi 3.169,02 poin pada perdagangan Senin.

”Pertanyaan sekarang ini yang krusial bukan lagi apakah resesi ekonomi global sudah dimulai, tetapi berapa lama hal ini akan terjadi,” demikian pernyataan Bank of America yang ditujukan kepada relasinya. (Reuters/AP/AFP/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com