JAKARTA, SABTU - Cendekiawan Muslim Komaruddin Hidayat meminta masyarakat mencermati secara arif Undang-undang Pornografi, dan jangan dijadikan komoditi politik sehingga menyebabkan runtuhnya persatuan dan kesatuan bangsa.
"Harus dicermati dan sikapi secara arif. Jangan saling memaksakan kehendak karena bisa membawa konsekuensi serius bagi kehidupan berbangsa dan bernegara", katanya di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, semua komponen bangsa ini pasti tidak suka akan pronografi, namun pro dan kontra UU itu semestinya tidak diperluas sampai menyingggung persoalan suku, agama dan ras.
"Kita semua anti pornografi. Namun perdebatan itu hendaknya jangan sampai membingungkan rakyat, dan jangan saling memaksakan pendapat", tegas Cendekiawan yang juga rektor UIN Jakarta itu.
Yang perlu dipikirkan, adalah bagaimana memperkuat pendidikan anak-anak sehingga tidak terpengaruh dengan serangan pornografi dan pronoaksi melalui media massa.
"Kasihan anak-anak kita yang sering mendapat serangan rangsangan pornografi bertubi-tubi baik dari televisi, koran, majalah dan internet," ujarnya.
Serangan pornografi dan pornoaksi saat ini, menurut dia, merupakan proses penghancuran moral generasi penerus bangsa sekaligus bencana nasional, yang dampaknya akan lebih serius dibanding bencana tsunami.
Ia mengatakan, proses pendidikan yang diperoleh anak-anak bangsa saat ini cenderung membuat nurani tumpul dan berpikir negatif, dan jika tidak ada revolusi moral perbaikan di bidang pendidikan bangsa ini akan semakin kehilangan martabat dan tidak percaya diri dalam pergaulan global.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.