Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Dingin, Pemondokan Jauh, dan Faktor Usia Jemaah

Kompas.com - 06/11/2008, 05:20 WIB

Berisiko tinggi

Kondisi kesehatan 118 orang dari 445 orang jemaah haji Medan kloter pertama terdeteksi berisiko tinggi. Mereka terdata berumur lebih dari 60 tahun yang rentan dengan serangan jantung dan infeksi saluran pernapasan atas. Padahal, mereka akan menjalani ibadah haji dengan kondisi berat di Mekkah, Arab Saudi.

”Panitia mengetahui risiko kesehatan jemaah haji setelah ada pemeriksan kesehatan. Sebagian pemerintah daerah mengirimkan catatan kesehatan jemaah. Di sini pemeriksaan terakhir sebelum berangkat,” kata Koordinator Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan Solehudin Sagala.

Tim kesehatan memeriksa tekanan darah dan kondisi jantung. Jumlah mereka yang berisiko tinggi, katanya, bisa bertambah karena mungkin saja mereka yang berusia di bawah 60 tahun menderita sakit serius.

Sekretaris PPIH Embarkasi Medan Abdurrahman Harahap mengatakan, jemaah haji yang berisiko tinggi terekam dalam dokumen petugas. PPIH akan memberi tanda khusus bagi mereka yang kesehatannya terganggu. ”Kami masih mencari formula bentuk tanda ini,” katanya.

Abdurrahman meminta jemaah haji agar membawa obat- obatan yang diperlukan. Dia juga meminta agar jemaah haji menjaga kesehatan selama berada di Mekkah.

Ketua PPIH Jawa Tengah Masyhudi mengutarakan, jemaah haji yang akan diberangkatkan dari Embarkasi Adisumarmo total berjumlah 33.099 orang, yang terbagi menjadi 82 kloter. Sebanyak 32.548 jemaah baru pertama kali melaksanakan ibadah haji. Jemaah haji yang berusia 51-60 tahun mendominasi dengan porsi 30 persen. Jemaah haji termuda berusia 17 tahun dan tertua 98 tahun.

Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo berpesan agar pelayanan makanan jemaah haji, baik di atas pesawat maupun saat tiba di Tanah Suci, diperhatikan secara serius.

”Saya meminta makanan di pesawat benar-benar steril. Jemaah yang berangkat ada yang petani, pedagang. Ada yang sepuh, ada juga yang muda. Lama perjalanan juga harus mendapat perhatian karena waktu tempuh antara 9 jam dan 10 jam,” kata Bibit.

Bibit berharap pelayanan makanan tahun ini tak mengulang insiden yang terjadi beberapa tahun lalu sehingga menyebabkan jemaah haji terlambat mendapat makanan.

”Untuk naik haji, bayar berapa besarnya, jemaah sudah setuju. Sebagai kebalikannya, penyelenggara juga harus setuju untuk melayani dengan baik. Ngono loh,” kata Bibit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com