Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurihnya Sate Kemandoran

Kompas.com - 05/10/2008, 12:31 WIB

Orang yang dimaksud itu namanya Udin, warga Cimanggis, Depok. Udin mengaku, awalnya dia mencicipi satu-dua tusuk sate. ”Sekarang kalau tidak makan satu porsi plus satu mangkuk gulai, rasanya kurang puas,” kata dia.

Bagaimana bau daging kambing bisa dihilangkan? Haji Suaip mengatakan, itu bergantung pada cara menyembelih. Namun, dia tidak bisa menjelaskan maksudnya lebih lanjut. ”Itu sulit dijelaskan, tetapi harus dipraktikan,” kata dia.

Selama berjualan sejak tahun 1970-an, Haji Suaip memilih menyembelih kambing sendiri. ”Saya tidak pernah membeli daging kambing dari orang lain,” ujarnya.

Dalam sehari, Haji Suaip menyembelih satu atau dua kambing. Jika banyak pesanan, dia bisa menyembelih 10 kambing. ”Makanya, ane mungkin orang yang paling berdosa sama kambing. Tiap hari kerjanya motong kambing melulu,” ujarnya sambil terkekeh.

Selain sate, Warung Haji Suaip juga menyediakan menu gulai dan sop kambing. Belakangan, Haji Suaip juga menyediakan ikan bakar dan ayam bakar. Kalau Anda beruntung, kadang Haji Suaip memberi bonus sayur asem betawi yang alamak....

Harga makanan di warung itu tidak sampai menguras kantong. Seporsi sate dijual Rp 20.000, semangkuk gulai atau sop Rp 12.500, dan ikan bakar per porsi rata-rata Rp 20.000. Haji Suaip mengaku, jika dia memotong satu kambing, omzetnya sekitar Rp 1 juta per hari. Jika memotong, dua kambing omzetnya bisa mencapai Rp 2 juta hingga Rp 4 juta.

Sejak tahun 1945

Usaha warung sate tersebut dirintis Haji Muhammad Jidin, ayah Haji Suaip, tahun 1945. Warung sate itu sejak dulu berlokasi di Jalan Kemandoran I, tidak jauh dari Jalan Palmerah. Warung itu kemudian diwariskan kepada Haji Suaip pada tahun 1970-an. Dia lupa tahun berapa persisnya.

Pada tahun 1985 warung sate itu pindah ke perempatan Jalan Permata Hijau, Jakarta Selatan. Di tempat itu, usaha warung sate pun berkembang. Menurut Haji Suaip, pembeli datang dari berbagai daerah di Jakarta, bahkan ada pelanggannya yang tinggal di Bogor dan Bandung.

Tahun lalu, Haji Suaip memindahkan warung satenya ke rumahnya di Jalan Kemandoran I RT 01 RW 11. Penyebabnya, kontrak lokasi tempat berdagang di Jalan Permata Hijau tidak diperpanjang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com