Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puisi-puisi Ni Putu Rastiti

Kompas.com - 17/09/2008, 02:55 WIB

Aku jauh di tikungan entah
memimpikan anggur-anggur
lampu-lampu jalan
dan ciuman lekasmu di Lovina

Kini, apa yang dibayangkan sampan terakhir di Lovina?

Kota utara yang lain

Ada banyak cerita tentang megah istana
Dan silsilah indah para raja
Tapi satu luput dari ingatan
Dari ukiran dinding candi
 ---kisah setia sepasang prajurit
 mengadu nasib baik di bawah  jembatan---

Orang-orang datang dari seberang
Topi coklat mereka mengangankan surga
Sedang seorang kelana memahat syair tripitaka
Di tembok kota
Angin lovina pun mengembara
 Di telapak Sang Budha

Kota ini adalah anggur ranum
untuk kelana yang ingin hujan ;
kursi tunggu kosong
di stasiun ;
baris doa di malam purnama ;
wajah-wajah tengadah
di Lovina

Pagi Hari
  : jl. nangka  
Aku berlarian
ingin kunaiki gerobak tua bocah itu
meniru kaleng-kaleng yang tak mau diam
ingin jadi mainan

Di ujung tikungan
tak ada jalan lain
selain gerbang biru rumahmu
tak ada pohon atau angin dingin
cuma aku dan sebuah bangku

Aku datang
aku tak punya siapa-siapa
seperti pelangi yang datang
namun tak menemukan hujan

Aku berlarian
sepertinya ada teduh yang mesti disentuh
bulan pualam yang tak lagi milik malam
atau rambut merah bocah itu

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com