Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GMF Gandeng SMK Penuhi Kebutuhan Teknisi Pesawat

Kompas.com - 11/09/2008, 21:38 WIB

TANGERANG, KAMIS -  PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia menggandeng sekolah menengah kejuruan atau SMK untuk memenuhi kebutuhan teknisi atau tenaga mekanik perbaikan dan perawatan pesawat. Kebutuhan teknisi perawatan pesawat sekitar 3.000 orang selama empat tahun ke depan itu seiring dengan meningkatnya kepercayaan industri penerbangan asing untuk merawat dan memperbaiki pesawat di Indonesia.    

Sebagian besar tenaga mekanik untuk perawatan dan perbaikan pesawat ini kita rekrut dari SMK. Selain itu lulusan politeknik, universitas, hingga sekolah tinggi penerbangan, kata M Suprijadi, Executive Vice President Base Operation PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia di Tangerang, Kamis (11/9).

Menurut Suprijadi, lulusan SMK yang dipakai untuk menjadi teknisi di GMF AeroAsia dari bidang keahlian penerbangan, teknik mesin, dan kelistrikan. Mereka dididik lagi oleh GMF AeroAsia sekitar 18 bulan untuk bisa memenuhi syarat 3.000 jam pelajaran plus praktik sehingga mendapat basic licence Civil Aviation Safety Regulation (CASR).

Untuk rekrutmen lulusan SMK, kata Suprijadi, terlihat masih rendahnya kompetensi calon montir perawatan pesawat itu. Karena itu, GMF AeroAsia membuka peluang yang luas bagi guru dan siswa untuk magang. Kami juga terlibat dalam penyusuan kurikulum di SMK penerbangan supaya bisa sesuai dengan standar industri penerbangan. Selain itu manual perawatan pesawat juga diberikan ke sekolah-sekolah untuk dipelajari siswa dan guru, kata Suprijadi.

PT GMF AeroAsia melayani perbaikan dan perawatan pesawat Garuda, pesawat non-Garuda dari dalam dan luar negeri. Maskapai penerbangan dari Amerika Serikat, Australia, dua negara di Eropa, Asia, dan Timur Tengah memilih perawatan dan perbaikan pesawat di Indonesia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Nasional
Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com