TANGERANG, KAMIS - PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia menggandeng sekolah menengah kejuruan atau SMK untuk memenuhi kebutuhan teknisi atau tenaga mekanik perbaikan dan perawatan pesawat. Kebutuhan teknisi perawatan pesawat sekitar 3.000 orang selama empat tahun ke depan itu seiring dengan meningkatnya kepercayaan industri penerbangan asing untuk merawat dan memperbaiki pesawat di Indonesia.
Sebagian besar tenaga mekanik untuk perawatan dan perbaikan pesawat ini kita rekrut dari SMK. Selain itu lulusan politeknik, universitas, hingga sekolah tinggi penerbangan, kata M Suprijadi, Executive Vice President Base Operation PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia di Tangerang, Kamis (11/9).
Menurut Suprijadi, lulusan SMK yang dipakai untuk menjadi teknisi di GMF AeroAsia dari bidang keahlian penerbangan, teknik mesin, dan kelistrikan. Mereka dididik lagi oleh GMF AeroAsia sekitar 18 bulan untuk bisa memenuhi syarat 3.000 jam pelajaran plus praktik sehingga mendapat basic licence Civil Aviation Safety Regulation (CASR).
Untuk rekrutmen lulusan SMK, kata Suprijadi, terlihat masih rendahnya kompetensi calon montir perawatan pesawat itu. Karena itu, GMF AeroAsia membuka peluang yang luas bagi guru dan siswa untuk magang. Kami juga terlibat dalam penyusuan kurikulum di SMK penerbangan supaya bisa sesuai dengan standar industri penerbangan. Selain itu manual perawatan pesawat juga diberikan ke sekolah-sekolah untuk dipelajari siswa dan guru, kata Suprijadi.
PT GMF AeroAsia melayani perbaikan dan perawatan pesawat Garuda, pesawat non-Garuda dari dalam dan luar negeri. Maskapai penerbangan dari Amerika Serikat, Australia, dua negara di Eropa, Asia, dan Timur Tengah memilih perawatan dan perbaikan pesawat di Indonesia.
Kepercayaan maskapai penerbangan asing ini antara lain karena GMF mendapat otoritas penerbangan sipil Amerika Serikat Federal Aviation Administration (FAA) dan European Aviation Safety Agency (EASA). Pada 2012, pendapatan GMF ditaregtkan mencapai 700 juta dollar AS atau sekitar Rp 6 triliun lebih.
Wurdono, Kepala SMKN 29 Jakarta, kebutuhan montir pesawat di dalam negeri yang cukup besar ini menjadi tantangan bagi SMK penerbangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Namun, peningkatan mutu itu masih terkendala dengan minimnya guru praktik yang punya lisensi serta peralatan praktik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.