Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB, Partai dengan Konflik Terlama di Dunia

Kompas.com - 08/08/2008, 15:18 WIB

JAKARTA, JUMAT - Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR Effendy Choirie, biasa disapa Gus Coi, secara jujur mengakui konflik internal partainya yang menyita waktu lama bisa dicatat dalam sejarah. Dalam sejarah partai politik di mana pun di dunia ini, PKB adalah partai politik yang paling lama berkonflik.
 
"Nah, apakah kehidupan (konflik) ini harus dipertahankan terus? Proses pendewasaan harus ada, apakah hidup terus dengan berkonflik? Tidak ada partai yang terus berkonflik kemudian akan menjadi besar," kata Gus Coi dalam diskusi yang diadakan di Gedung DPR, Jumat (8/8).
 
"Sekarang sudah musim kampanye, tapi kita belum kampanye. Capek berkonflik terus, makanya saya berinisiatif sendiri karena saya merasa PKB di dunia ini partai paling lama berkonflik," katanya.
 
Kini, PKB yang didirikan berdasar aspirasi para kaum nahdliyin ini sudah berumur 10 tahun, didirikan pada 23 Juli 1998. Dalam perjalanannya, conflict interest di internal partai ini terus ada hingga saat ini. Almarhum Matori Abdul Jalil adalah korban pertama, kemudian Ali Sihab dan Cak Anam sampai dengan konflik yang terakhir ini.
 
Konflik yang terakhir ini, Gus Dur, menurut versi Yenny Wahid kepada para wartawan beberapa waktu lalu, seakan sengaja dikucilkan oleh pemerintah. Yenny mengibaratkan posisi Gus Dur sama seperti Megawati dikucilkan saat Orde Baru berkuasa.
 
Gus Coi tidak sepakat akhir dari konflik yang terjadi sekarang ini sudah tidak lagi memberi tempat bagi Gus Dur. Dalam putusan hukum, jelasnya, sama sekali tidak mengakui dua kubu yang berseteru, baik MLB Parung maupun MLB Ancol. Hukum meminta kepada semua yang berkonflik untuk kembali kepada hasil muktamar Semarang (2005).
 
"Jadi, Gus Dur tetap sebagai Ketua Dewan Syuro PKB berdasar hasil keputusan muktamar Semarang. Inilah akhir dari konflik menurut hukum. Suka tidak suka, manis tidak manis, dalam proses politik ujung-ujungnya adalah menghormati proses hukum," Gus Coi menegaskan.
 
"Inilah faktanya, kalau tidak suka buat apa berdemokrasi. Dan saya bukan ambil formulir caleg Ancol, tapi berdasar hukum yang ada. Meski memang aroma Ancol (MLB Ancol) memang masih ada. Tidak ada yang dikatakan lompat pagar karena ketua dewan syuronya tetap Gus Dur," katanya lagi.
 
 Pengamat politik Fachry Ali mengakui, PKB adalah partai paling lama berkonflik sehingga mengundang campur tangan pihak luar. Ia menilai, akhir dari konflik ini terkesan ada upaya untuk menyingkirkan Gus Dur dari panggung politik. "Apalagi dalam putusan MA menyebutkan bahwa kepengurusan dikembalikan pada Muhaimin Iskandar dan Lukman Edi. Tanpa menyebut Gus Dur," kata Fachri.
 
Menurutnya, bila posisi Gus Dur menjadi tidak jelas, maka ini akan mengancam PKB pada Pemilu 2009 mendatang. (Persda Network/yat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com