Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentar soal Penahanan Muchdi Pr

Kompas.com - 20/06/2008, 19:28 WIB

1. Budiman Sujatmiko, mantan aktivis, kini politisi PDI-P:

BIN Harus Kerja Sama Ungkap Misteri Kematian Munir.
Dengan ditangkapnya Muchdi Pr ini, semoga  makin membuka titik terang atas apa dan siapa sebenarnya yang menjadi aktor intelektual dibalik terbunuhnya, aktivis HAM, Munir. Dengan demikian, diharapkan institusi BIN bisa membuktikan bahwa ia bisa  bekerja sama dalam menuntaskan misteri kasus ini yang sudah cukup lama. Jangan sampai, sebagai institusi, BIN sebagai lembaga intelijen negara  ikut dicemarkan dengan kasus yang sudah  menjadi perhatian dunia intenasional ini.

2. Alumzammil Yusuf, Ketua DPP PKS Bidang Hukum dan HAM, anggota Komisi I DPR: 

Hormati Praduga tak Bersalah.
Dalam proses penegakan hukum dalam kasus Munir ini,tidak perlu dihadapkan dengan  gengsi atau ketersinggungan  antar korps atau kesatuan. Contoh pengungkapan kasus yang melibatkan institusi lain sudah banyak. Petinggi TNI, anggota DPR, Jaksa  bahkan mantan Kapolri serta mantan menteri.  Yang perlu ditumbuhkan dalam pengungkapan kasus Munir ini adalah  semangat kebersamaan dalam menegakan supremasi hukum yang fair dan transparan. Serta sesuai prosedur yang menghormati praduga tak bersalah.

Sikap ini harus ditunjukkan sehingga kondisi politik tetap aman dan terkendali. Pada gilirannya nanti akan membuahkan keputusan hukum yang berkeadilan.  Indonesia adalah negara hukum dan semua warga negara sama kedudukannya di mata hukum.

3. Anggota Komisi I DPR FPDIP, Andreas Pariera:

Dramaturgi Politik.
Ini dramaturgi  politik paska kenaikan harga BBM babak I. Tak lain, untuk mengalihkan  perhatian masyarakat  terhadap gelombang demo mahasiswa akibat kenaikan harga BBM. Kemudian, dibuat juga tregedi insiden Monas dengan aktor utamanya, Munarman yang telah mengorbankan wajah pluralitas Indonesia yang kemudian menciptakan lakon baru.

Jadilah, kartu 'penyelesaian' kasus Munir dengan aktor Muchdi Pr yang kemudian dipentaskan. saat ini kita sedang menyaksikan babak ke-4 dramaturgi politik, dengan peran utama, Muchdi Pr.

4. Ketua FPAN DPR Zulkifli Hasan:

Membuka Tabir Sesungguhnya.
Siapa pun atasannya, baik kiri maupun yang di kanan sangat bisa untuk dimintai keterangan. Penahanan terhadap pak Muchdi Pr tentunya bisa membuka tabir selubung pembunuhan aktivis HAM itu yang selama ini tidak bisa terungkap (hampir 4 tahun). Tetap memegang teguh praduga tak bersalah, kita tentunya memberikan apresiasi atas langkah dari kepolisian yang bisa menangkap Muchdi untuk bisa mengungkap siapa saja yang kemudian ikut terlibat.

5. Ketua FPKB DPR, Effendie Choirie:

Yang Tidak Berdosa Jangan Dikorbankan.
Kita tentu harus mengapresiasai sikap yang ditunjukkan oleh pak Muchdi Pr. Ini juga menjadi pintu masuk bagi Polri untuk berani mengungkap siapa dalang yang sebenarnya dalam kasus pembunuhan Munir ini. Kasus yang dialami Muchdi Pr  harus dijadikan pelajaran oleh BIN dan para pejabatnya lainnya  agar tidak terulang lagi di masa-masa mendatang.

Kami pun berharap, kasus ini diungkap tuntas tanpa mengorbankan seseorang yang tidak terlibat sehingga dituntut sikap profesionalisme Polri dalam jal ini. Jangan sampai, yang berdosa kemudian dikorbankan.  (Persda Network/yat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah 'Presidential Club', Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah "Presidential Club", Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com