Menurut Trunoyudo, berdasarkan proses penyidikan, kapasitas mobil tersebut seharusnya hanya sembilan orang.
"Tentu, ini juga dalam proses penyidikan didapat untuk normal jenis kendaraan minibus tersebut adalah sembilan orang. Kemudian, kita ketahui korban bersama dengan penumpangnya berjumlah 12 orang," kata Trunoyudo ditemui di Posko Pantau Mudik Jasamarga, kilometer 70 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Kamis (11/4/2024).
"Sehingga ini mengakibatkan lebih kapasitas dari kendaraan jenis tersebut," ujarnya lagi.
Selain itu, polisi juga mengungkapkan durasi perjalanan sopir Gran Max beberapa waktu terakhir yang tidak biasa.
Trunoyudo mengatakan, sopir yang juga menjadi korban meninggal dunia dalam kecelakaan itu melakukan perjalanan bolak-balik Ciamis-Jakarta dalam waktu berdekatan.
"Waktu yang tidak ada jeda. Tanggal 7 hari Minggu balik lagi dari Jakarta ke Ciamis. Kemudian, hari Senin itu tepatnya juga ke Ciamis dan kemudian ke Jakarta lagi," kata Trunoyudo.
"Pada hasil penyelidikan dan penyidikan di TKP (tempat kejadian perkara) kilometer 58 ini tidak didapati ada tanda-tanda bekas pengereman dari kendaraan Gran Max tersebut," ujarnya.
"Jadi tentunya ini dari proses penyidikan pertama, dan saat ini bisa kami sampaikan," kata Trunoyudo melanjutkan.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 12 penumpang Gran Max tewas dalam kecelakaan maut di Tol Jakarta-Cikampek Km 58 pada Senin pagi.
Seperti diketahui, kecelakaan tersebut melibatkan tiga kendaraan, yaitu Gran Max, Terios, dan bus Primajasa.
Mobil tersebut kemudian berupaya untuk menepi di bahu jalan sebelah kanan di jalur B yang mengarah ke Jakarta.
Namun, saat hendak menepi, bus Primajasa dari arah Cikampek melaju dan tak bisa menghindari tabrakan dengan Gran Max.
"Ketika itu, ada mobil yang dari arah Cikampek tidak bisa menghindar dan menabrak dan seketika langsung terbakar (Gran Max)," kata Jules lewat pesan singkat, Senin.
https://nasional.kompas.com/read/2024/04/11/20442731/polri-jumlah-penumpang-gran-max-yang-kecelakaan-di-tol-cikampek-melebihi